Antarpapua.com – Papua merupakan pulau yang terdiri dari dua provinsi yaitu provinsi Papua dan provinsi Papua Barat. Papua mempunyai lebih dari 255 suku asli dengan berbagai bahasa daerah yang berbeda, adat yang berbeda, juga berbagai kebudayaan, seperti tarian yang berbeda-beda.
Tari Seka merupakan salah satu tarian adat masyarakat di Kabupaten Mimika. Tarian ini merupakan bentuk ekspresi masyarakat atas rasa syukur kepada Sang Pencipta.
Tari Seka merupakan salah satu tarian adat masyarakat di bagian selatan Papua yang meliputi daerah Timika, Fakfak dan Kaimana, khususnya di Kabupaten Mimika yang terdapat dua suku asli yaitu suku Amunge dan Kamoro.
Suku Kamoro berada di kawasan pesisir, sementara Suku Amunge berada di kawasan pegunungan. Selain itu, terdapat 5 suku kekerabatan yaitu suku Moni, Dani, Nduga, Damal dan Lanny.
Tarian Seka ini pada awalnya mewarnai warga pesisir sebagai bentuk rasa sukur di kala panen melimpah. Selain itu, tarian ini juga digunakan untuk prosesi adat pernikahan, seperti mengantarkan gadis kepada mempelai laki-laki sebelum prosesi pernikahan.
Seiring perkembangan zaman, fungsi tarian ini juga sebagai tarian pergaulan pemuda dan penyambutan tamu di tanah Papua.
Gerakan Tari Seka menitik beratkan pada hentakan kaki, gerakan pinggul dan lambaian tangan, mengikuti riuh rendahnya suara Tifa, gerakan berputar dan membuat lingkaran. Diselingi dengan teriakan komando dari pemimpin tarian untuk mengubah gerakan atau bentuk tarian. Tarian Seka terlihat begitu mudah, akan tetapi cukup sulit untuk mengikutinya saat pertama kali.
Tari Seka di iringi oleh alat musik tradisional khas Papua yang bernama Tifa. Tifa adalah alat musik pukul yang berbentuk seperti gendang. Sekilas alat musik Tifa Papua, terlihat mirip dengan Tifa dari Maluku. Perbedaan dalam dua jenis Tifa ini terletak pada modelnya. Tifa khas Maluku tidak memiliki pegangan, sedangkan Tifa khas Papua meliki pegangan di bagian sampingnya.
Tari Seka merupakan warisan kesenian dan budaya yang turun temurun dilestarikan dari nenek moyang hingga generasi saat ini. Meski begitu, melestarikan Tari Seka bukan tanpa tantangan. Di tengah derasnya arus globalisasi, masyarakat, khusus Suku Kamoro masih terus mempertahankan tradisi menarikan tarian Seka agar tetap dikenal oleh para generasi muda serta masyarakat di mancanegara. (*)