Antarpapua.com – Tahun ini, pada 30 Juni 2024, Mike Tyson akan genap berusia 59 tahun. Meski telah pensiun dari dunia tinju profesional, legenda kelas berat ini terus menginspirasi banyak orang, terutama kaum marjinal.
Tyson lahir di Fort Greene, Brooklyn, dengan nama lengkap Michael Gerard Tyson. Sejak kecil, ia harus menghadapi kehidupan yang keras. Lingkungan yang penuh kriminalitas menjadikan Tyson pribadi yang tenang, tetapi juga memaksanya untuk bertahan dalam perkelahian jalanan. Pada usia 10 tahun, ia melakukan pertarungan pertamanya setelah seorang anak lebih tua membunuh burung dara kesayangannya. Sejak saat itu, Tyson mulai terbiasa dengan kekerasan.
Tak lama kemudian, Tyson terjerumus ke dalam dunia kriminal. Sebelum genap berusia 13 tahun, ia sudah 38 kali ditangkap polisi dan ditahan di penjara anak. Namun, di tengah kehidupannya yang penuh tantangan, titik balik terjadi saat ia dikirim ke Tryon School for Boys di Johnstown, New York. Di sana, bakat tinjunya ditemukan oleh Bobby Stewart, seorang mantan petinju yang kemudian mengenalkannya kepada Cus D’Amato, mentor yang mengubah hidupnya.
Pada usia 15 tahun, Tyson meraih medali emas tinju di Olimpiade Remaja 1981 dan 1982. Kemudian, pada 1984, ia memenangkan Nation Golden Gloves. Catatan prestisius ini membawanya ke ring profesional pada 1985 saat berusia 18 tahun. Dalam waktu singkat, Tyson menggemparkan dunia tinju dengan rekor 26 kemenangan KO atau TKO dari 28 pertandingan.
Puncak kejayaannya datang pada 1986 ketika Tyson merebut gelar juara dunia tinju kelas berat WBC dengan mengalahkan Trevor Berbick. Pada usia 20 tahun 4 bulan, ia menjadi juara dunia kelas berat termuda dalam sejarah. Dua tahun kemudian, ia mengukuhkan dominasinya dengan menyatukan gelar WBC, WBA, IBF, dan WBO, menjadikannya juara dunia tak terbantahkan.
Namun, di puncak kejayaannya, Tyson kehilangan arah. Setelah Cus D’Amato meninggal, kehidupan pribadinya mulai berantakan. Pada 1990, rekor tak terkalahkannya dihentikan oleh Buster Douglas, yang menjatuhkannya di ronde ke-10. Tak lama setelahnya, Tyson dipenjara karena kasus kekerasan seksual. Saat keluar dari penjara, ia tampil dengan tato di wajah dan mengumumkan bahwa dirinya telah memeluk Islam.
Tyson kembali ke ring dan sempat merebut gelar juara dunia lagi. Namun, salah satu momen paling kontroversial dalam sejarah tinju terjadi pada 1997 saat ia menggigit telinga Evander Holyfield dalam pertarungan ulang mereka. Setelah insiden itu, Tyson tidak pernah lagi mencapai kejayaan seperti sebelumnya.
Pada 2005, Tyson resmi gantung sarung tinju setelah kalah dari Kevin McBride di ronde keenam. Meski telah pensiun, namanya tetap kuat di dunia tinju. Ia sering muncul di berbagai film dan acara untuk berbagi pengalamannya.
Tak disangka, pada 15 November 2024, Tyson kembali bertarung di atas ring. Kali ini, lawannya adalah Jake Paul, seorang Youtuber yang serius berkarier di dunia tinju. Meski sudah berusia 58 tahun saat itu, Tyson masih menunjukkan ketangguhannya. Namun, setelah pertarungan sengit, ia dinyatakan kalah angka.
Meski tak lagi mendominasi ring seperti dulu, Mike Tyson tetap menjadi ikon tinju dunia. Kisah hidupnya yang penuh lika-liku membuktikan bahwa kegagalan bukanlah akhir, melainkan bagian dari perjalanan menuju kebangkitan. Dari anak jalanan Brooklyn hingga menjadi legenda dunia, nama Mike Tyson akan selalu dikenang sebagai salah satu petinju terbesar sepanjang masa. (Cnnindonesia.com/Antarpapua.com)