Umum  

“Mimika Wee” Gelar Rapat Pelaksanaan Ibadah Rekonsiliasi

Antar Papua
Suasana Rapat berlangsung, Kamis (03/03/2022) Foto : Anis

Timika, APN – Masyarakat Mimika atau “Mimika Wee” melakukan rapat, rencana pelaksanaan Ibadah Rekonsiliasi di Kokonao 24 April 2022 mendatang.

Rapat tersebut berlangsung di Jalan Sosial Kelurahan Kebun Siri, Distrik Mimika Baru, Kamis (03/03/2022) Malam.

Ketua Panitia Rekonsiliasi, Dominikus Mitoro, menyampaikan Mimika Wee akan berkumpul untuk melakukan rekonsiliasi atau pesta emas.

“Kita akan kumpul dari timur sampai barat. Mimika Wee akan kumpul untuk melakukan rekonsiliasi, tujuannya apa, mungkin, kenapa kita tidak bisa maju sampai saat ini dan kedepan itu seperti apa. Apakah ada kesalahan dari orang Tua – tua kita atau leluhur kita,kesalahan – kesalahan itu harus diungkapkan masing – masing orang, kelompok, kampung untuk merefleksi diri, yang puncaknya pada acara rekonsiliasi yang direncanakan 24 April 2022 mendatang,” paparnya.

Kemudian, Ketua Aliansi Pemuda Kamoro (APK) Kabupaten Mimika, dr. Leonardus Tumuka menuturkan selama ini masyarakat tidak bekerja dan berfikir bersama, maka dengan adanya rekonsiliasi diharapkan tumbuh rasa kebersamaan yang kuat.

“Termasuk saya sendiri juga ketika masih diluar daerah saya bebas berpikir, ketika kembali lagi ke daerah sendiri seperti ada sesuatu yang membuat saya berat untuk memikir banyak hal, ini menjadi sesuatu yang membuat saya banyak berpikir,” katanya.

dr.Leonardus mengaku gembira dan bersyukur anak – anak muda memiliki antusias yang luar biasa dalam mendukung pelaksanaan kegiatan.

“Kegiatan ini tentu tidak bisa kita jalan sendiri tapi butuh dukungan semua orang Mimika dari Timur sampai Barat semua harus bersatu,” tegasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob menilai rekonsiliasi adalah satu gerakan yang luar biasa.

“Coba kita refleksikan diri kita, lihat kembali pada diri kita masing dan pada masa lalu dan sejarah kita bahwa knapa kita orang Mimika Wee yang dulu jadi Guru di mana – mana, seperti di paniai, jayawi Jaya, aiwase, asmat, merauke, tanah Merah tetapi sekarang, karena mereka kesana jadi Guru atau tenaga pendidik tetapi sekarang malah terbalik lagi mereka yang ajar kita, baru kita ketinggalan,” ungkapnya.

Wabub Jhonn Rettob menjelaskan, Rekonsiliasi adalah satu gerakan Gereja untuk bagaimana membuat umat untuk merefleksikan diri.

“Kira – kira apa yang ada didalam kehidupan sebelumnya, kehidapan masa lalu mungkin juga menyesali dosa – dosanya dan menyikapi apa yang sebelumnya terjadi supaya membuat hidup ke depan lebih baik lagi. Kami sadari bahwa kami orang Kamoro ini maju, dulu Papua ini jadi Guru – Guru yang mengajar hampir di seluruh Papua ini adalah orang Mimika atau Mimika Wee, Tetapi dengan adanya perkembangan Mimika ini ternyata orang Kamoro jadi turun,” jelasnya.

Rekonsiliasi dilakukan kata John akan dilakukan bersambung karena merupakan sebuah gerakan moral yang membawa dampak positif.

“Rekonsiliasi akan diadakan secara terus menerus nanti. Karena Ini adalah suatu gerakan moral. sehingga orang Mimika harus betul – betul memberikan dukungan penuh untuk kegiatan ini dan jangan mengharapkan apa – apa dari acara ini tetapi mari kita memberikan sumbangan penuh dari kita untuk rekonsiliasi demi masa depan anak cucu kita,” tutupnya.