Budaya  

Mumi Papua: Warisan Budaya yang Unik dan Menakjubkan

Antar Papua
Ilustrasi Mumi. (Foto: Internet)

Antarpapua.com – Papua, pulau yang kaya akan budaya dan tradisi, memiliki warisan unik yang jarang diketahui banyak orang. Mumi misalnya. Tradisi ini merupakan bukti betapa kaya dan beragamnya warisan budaya Papua.

Tradisi Mumi di Lima Suku Papua

Ada lima suku di Papua yang memiliki tradisi pemumian: suku Mek di Pegunungan Bintang, suku Dani di Lembah Baliem, suku Moni di Intan Jaya, suku Yali di Kurima, dan suku Mee di Dogiyai. Menurut peneliti dari Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto, mumi di Papua bukanlah jenazah sembarangan, melainkan jenazah seseorang yang sangat dihormati dan berjasa bagi sukunya, seperti kepala suku atau panglima perang.

Proses Pemumian yang Unik

Proses pemumian di Papua melibatkan beberapa tahapan khusus. Anggota suku tertentu ditunjuk untuk mengerjakan pemumian, menyiapkan kayu bakar, dan menyediakan honai sebagai tempat pelaksanaan pemumian. Jenazah terlebih dahulu diasap dengan kayu bakar, dengan waktu pengasapan ditentukan berdasarkan pertumbuhan taring babi yang baru lahir. Setelah pengasapan selesai, upacara-upacara khusus dilakukan, termasuk pemotongan babi dan mengalungkan ekornya ke leher mumi. Proses ini diakhiri dengan pesta bakar batu.

Baca Juga |  Mengenal Rumah Ebei Papua

Metode Alami Suku Mek

Menariknya, suku Mek memiliki metode pemumian yang berbeda. Mereka menaruh jenazah di atas pohon selama satu tahun sehingga mumi terbentuk secara alami akibat cuaca dingin. Setelah itu, jenazah diturunkan dan ditempatkan di dalam gua.

Mumi di Papua: Penemuan dan Konservasi

Sejauh ini, ada enam mumi yang sudah terdata di Papua: empat di suku Dani, satu di suku Yali, dan satu di suku Moni. Mumi-mumi ini memiliki nama-nama khusus, seperti mumi Kurulu, mumi Pumo, mumi Araboda, dan mumi Jiwika di suku Dani di Wamena. Mumi di Wamena ini sering dikunjungi oleh wisatawan, terutama saat Festival Lembah Baliem.

Wisatawan yang ingin melihat mumi biasanya dikenai biaya Rp 50-100 ribu, yang digunakan untuk masyarakat setempat. Pada tahun 2017, mumi-mumi suku Dani telah dikonservasi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayawijaya bersama Balai Arkeologi Papua. Namun, masih banyak mumi yang belum dijaga dengan baik, dan edukasi lebih lanjut diperlukan untuk masyarakat dan wisatawan tentang pentingnya merawat mumi.

Baca Juga |  Seni Ukir Suku Kamoro

Tantangan dan Misteri Mumi di Papua

Perawatan tradisional mumi di Papua hanya melibatkan pengasapan dan pelumuran lemak babi. Hingga kini, belum ada juru pelihara resmi yang ditunjuk oleh pemerintah. Mumi di Papua, yang diperkirakan berusia sekitar 300 tahun, masih menyimpan banyak misteri. Berdasarkan informasi, ada tiga mumi lagi di suku Mee yang dirahasiakan oleh keluarga pemiliknya. Selain itu, ada juga mumi yang tersebar di hutan-hutan pedalaman yang sulit diakses.

Warisan mumi di Papua adalah salah satu kekayaan budaya yang luar biasa. Selain menawarkan pandangan unik tentang cara penghormatan leluhur, tradisi ini juga menyoroti betapa pentingnya upaya konservasi dan edukasi untuk menjaga warisan berharga ini bagi generasi mendatang.

Dengan mengenal lebih dekat tradisi mumi di Papua, kita semakin menghargai kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Warisan ini tidak hanya menarik untuk dilihat, tetapi juga mengajarkan kita tentang pentingnya menghormati dan merawat peninggalan leluhur.

(*travel.detik.com/Antarpapua.com)

Cek juga berita-berita Antarpapua.com di Google News