Nasib Omzet Noken Papua

Antar Papua

Timika, APN – Warisan budaya dunia yang berasal dari Tanah Papua, Noken sepertinya semakin kurang mendapatkan tempat yang sesuai harapan banyak masyarakat terlebih bagi kebanyakan orang asli Papua yang memiliki keterampilan pembuatannya hingga saat ini.

Entah karena alasan apa, hasil karya budaya dunia Noken dan yang lainnya seperti Koteka serta beragam pernak-pernik budaya Papua lainnya yang banyak dinilai sebagai potensi usaha ekonomi masyarakat asli Papua yang siap berkembang dari masa ke masa ternyata semakin mengalami nasib yang kurang menguntungkan, menyusul omzet penjualannya dalam beberapa bulan belakangan sejak 2020 silam selalu mengalami penurunan dan tak bisa diperjuangkan para penjual, terlebih dalam situasi pasaran di masa Pandemi Covid-19 ini.

Dalam beberapa bulan belakangan ini selalu terjadi penurunan, apalagi sekarang masih pandemi Covid-19 yang telah membuat banyak pembeli enggan untuk datang belanja karena memang sangat berkurang sekali,” jelas salah satu penjual aksesoris Papua, Yanti saat ditemui di Kiosnya di Jalan Ahmad Yani, Selasa (12/1).

Kalau sebelum Pandemi itu, jelas Yanti, dirinya dan pedagang aksesoris lainnya terutama Noken bisa memperoleh keuntungan antara Rp. 700.000,- hingga Rp. 1.000.000,- per hari tetapi sekarang, untung balik modal saja sudah cukup. Itupun masih terasa sangat sulit dialami,” ungkap Yanti.

Dirinya justru berharap di tahun 2021 ini dengan diadakannya Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua di Mimika bisa memberikan peluang yang dibutuhkan karena tentu akan ada banyak turis domestik atau internasional yang pastinya akan ke Timika.

Semoga hasil karya Papua seperti Noken dan yang lainnya akan menjadi rangsangan bagi mereka untuk membeli,” ungkap Yanti.

Pemilik Kios aksesoris Noken lainnya, Depi di lokasi yang sama juga mengatakan kalau dalam setahun ini penurunan omzet penjualan cendera mata Papua di Kiosnya sangat menurun. Biasanya banyak yang datang membeli Gantungan Kunci, Tas Bambu serta Noken. Kini dirinya hanya berharap agar dalam bulan ini bisa ada yang datang untuk membeli oleh-oleh untuk dibawa pulang.

Dua pedagang itupun mengakui kalau selama ini asal semua barang jualannya itu, biasanya untuk Tas-tas Noken ini kami ambil dari sejumlah Mama-mama Papua yang langsung bawa dan menjualnya kepada para pedagang ini.

Sama seperti Yanti, Dedi juga berharap agar terjadi perubahan di tahun 2021 ini meskipun masaih dalam situasi pandemi Covid-19. (Anis-cr02)