Noken, Tas Unik Tradisional Papua

Antar Papua
Ilustrasi

Antarpapua.com – Papua adalah tanah Indonesia paling timur dengan segala keunikannya. Tidak hanya makanan, budaya, rumah, dan pakaian adatnya, hasil kerajinannya pun cukup unik. Salah satu hasil kerajinan Papua yang mendunia adalah noken.

Apakah Noken Itu?

Noken adalah tas unik tradisional Papua yang terbuat dari serat kulit kayu, biasanya dari kayu pohon nenduam, pohon nawa, atau anggrek hutan. Tak hanya itu, Noken juga adalah kerajinan tangan yang berasal dari hampir semua suku bangsa di Papua yang diwariskan sebagai unsur budaya takbenda.

Dalam kehidupan sehari-hari Noken digunakan untuk mengisi, menyimpan, dan membawa barang kebutuhan sehari-hari. Kehidupan masyarakat Papua tidak terlepas dari noken.

Dua ratus lima puluh suku di Papua menggunakan noken yang berfungsi untuk membawa barang kebutuhan sehari-hari. Kemanapun masyarakat Papua pergi, noken selalu dibawa seperti dalam kehidupan sehari-hari di rumah, ke kebun, maupun ke laut.

Baca Juga |  Mimika Kota Hujan yang Tak Kenal Musim
Noken Papua

Filosofi Noken

Di balik keunikannya, noken memiliki filosofi yang tak kalah menarik. Noken merupakan simbol kehidupan yang baik, cinta perdamaian, serta kesuburan bagi masyarakat tanah Papua, terutama mereka yang tinggal di daerah Pegunungan Tengah Papua, seperti suku Yali, suku Lani, suku Damal, dan Bauzi. 

Menariknya, hanya perempuan Papua asli yang boleh membuat tas tradisional ini. Sejak kecil, para perempuan sudah belajar membuat noken. Bahkan, noken merupakan perlambang kedewasaan perempuan. Jika belum pandai membuat noken, seorang perempuan belum dianggap dewasa. Sebaliknya, perempuan Papua yang sudah menguasai cara pembuatan noken dianggap sudah dewasa dan barulah boleh menikah.

Baca Juga |  Honai, Rumah Adat Khas Papua

Tak hanya itu, perlu di ketahui juga bahwa, Noken umumnya dibuat oleh wanita atau mama-mama Papua yang rata-rata sudah berusia lanjut, yang disebut dengan “Mama Noken”, namun ada pula Noken yang dikerjakan oleh kaum laki-laki yaitu di daerah Suku Mee dan dinamakan Meuwodide (“bapak-bapak Papua di daerah Suku Mee).

Pengakuan Dunia:

Pada tahun 2012, UNESCO mengakui noken sebagai Warisan Budaya Takbenda dari Indonesia. Pengakuan ini memperkuat nilai budaya dan sejarah noken serta mengangkat kesadaran akan pentingnya melestarikannya sebagai bagian dari warisan budaya yang berharga.

Sejarah noken adalah cermin dari kekayaan budaya dan tradisi masyarakat Papua.

(*Warisanbudaya.kemdikbud.go.id/Antarpapua.com)

Cek juga berita-berita Antarpapua.com di Google News