Timika, APN – Kekosongan Obat Anti Malaria (OAM) yang dialami tidak saja Mimika namun seluruh Indonesia akhirnya membuat Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika memaksimalkan obat Quinine (obat kina).
Obat Kina merupakan salah satu obat anti malaria yang dahulu sering digunakan sebelum adanya OAM atau premaquine.
“Sejak minggu lalu, kami sudah sosialisasikan soal penggunaan obat malaria lini kedua yakni kina dan kombinasinya,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Ubra saat ditemui wartawan di Kantor Pusat Pemerintahan Kabupaten Mimika, Senin (13/6/2022).
Rey menambahkan sejak dua minggu lalu fasilitas kesehatan yang sudah tidak memiliki persediaan obat biru sudah memberikan pil kina sebagai pengganti obat anti malaria.
“Yang terpenting adalah mencegah daripada mengobati, kita di Mimika ini (kasus malaria) lebih banyak karena kekambuhan, maka dengan stok obat biru yang langka di seluruh Papua bahkan Indonesia maka kami mengimbau agar patuh minum obat,” ujarnya.
Rey melanjutkan pihaknya melayani permintaan pil kina tidak hanya dari puskesmas tetapi juga seluruh fasilitas kesehatan swasta.
“Untuk rencana pinjam kemarin ternyata mereka (Kabupaten lain) juga menjaga stok mereka, karena kelangkaan kan saya tekankan lagi ini di seluruh Indonesia. Mudah-mudahan Agustus nanti sudah ada,” ucapnya.
Menurut Rey pergantian dari obat biru menjadi kina tidak merubah apapun atau berefek, sebab kina sudah digunakan sebagai obat anti malaria sebelumnya.
“Kita yang tinggal lama di Papua sebenarnya tubuh dan antibodi sudah mengenal obat itu (kina) sehingga itu bukan sesuatu hal yang baru, dosisnya pun sama,” tutupnya.