Timika, Antarpapua.com – Tokoh Intelektual Suku Mimika Wee, Dr Leonardus Tumuka berharap, orang muda Mimika Wee perlu pertahankan sejarah dan melestarikan budaya yang ditinggalkan leluhur, dan pemerintah pun perlu mendukung.
“Saat ini perkembangan zaman semakin kuat, anak muda sekarang justru sudah tidak banyak mempertahankan identitas-identitas asli (sejarah dan budaya), salah satunya adalah bahasa daerah itu hampir punah,” ungkap Leonardus Tumuka pada Antarpapu.com melalui sambungan telepon, Senin (21/8/2023) sore.
Lanjut pria yang akrab disapa Leo Tumuka itu bahwa, identitas yang sangat nyata itu bahasa, dan kebiasaan mengukir yang diwariskan dari generasi ke generasi pun juga sudah semakin terbatas.
“Namun kita bersyukur, masih ada kampung- kampung tertentu yang masih pertahankan itu,” ungkapnya.
Sementara itu, dikatakan Leo Tumuka, Pemerintah juga perlu memberikan perhatian terhadap hal tersebut.
“Keseriusan pemerintah untuk bisa mendukung sisi budaya Suku Mimika Wee, dan Amungme, wajib dilihat oleh pemerintah pada dua suku besar yang ada di tanah ini,” tandas Leo Tumuka.
Menurutnya, pemerintah memang saat ini fokus di pembangunan infrastruktur, kemudian hal-hal spesifik yang menjadi bagian terpenting dari karakter hidup sosial kemasyarakatan suku Mimika Wee itu, belum mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintahan.
“Mudah-mudahan dengan adanya imbauan itu, lalu muncul semangat baru dari generasi muda, tapi juga diharapkan ada unsur kebijakan dari pemerintah melaui dinas terkait perlu merespon,”ungkapnya.
Sementara itu diberitakan sebelumnya, Pemerintah Distrik Mimika Timur (Miktim) bersama masyarakat Miktim, dalam memperingati hari lahirnya Mapuru Puwau atau yang dikenal Mapurujaya ke-47, Sabtu (19/8/2023), dengan “terus maju berkarya untuk Mapurujaya menjadi Kota Seni Budaya”.
Pj Sekda Mimika, Petrus Yumte yang hadir dalam kesempatan itu, mengajak seluruh masyarakat Kamoro atau yang kini berganti menjadi Mimika Wee, untuk mencintai sejarah dan mampu melestarikan budaya yang ditinggalkan leluhur.
“Jangan sampai karena adanya budaya modern membuat kita lupa budaya kita sendiri. Kita harus menghormati, mencintai sejarah dan budaya yang ditinggalkan para leluhur kita serta mampu melestarikannya. Hari ini kita tidak dapat memisahkan diri dengan orang lain, tetapi kita harus mampu berbaur dengan orang lain dengan tidak meninggalkan budaya dan karakteristik budaya kita, sebagai bentuk pelestarian terhadap budaya kita,” ungkap Pj Sekda.