Mimika  

Pahlawan Nasional Papua Yang Terlupakan

Antar Papua

Hi there!

Yeay, Here we go again on another round of PPKM. But, As we always do, giving  you very awesome articles every Friday, so enjoy your PPKM and hopefully, the pandemic is gone for good, Happy scrolling down!


#76IndonesiaTangguh,IndonesiaTumbuh

Happy Independence Day Indonesia!!!, We all celebrate it!. Kita yakin bersama Indonesia bisa melewati wabah ini, karena itulah kepribadian bangsa, selalu tangguh dan tumbuh. Detik-detik menjelang hari kemerdekaan Indonesia yang ke-76, mari pasang bendera merah putih setinggi mungkin di depan rumah, di halaman dan di tempat lainnya sebagai wujud nasionalisme. Karena, hari ini kita bisa memasang bendera semua berkat perjuangan para pahlawan kita. Mari sama-sama, membela Negara kita dengan cara kita masing-masing, kali ini kita akan pahlawan nasional asal Papua yang jarang orang ketahui, here we go:


Silas Papare. adalah salah satu Pahlawan Nasional asal Papua yang gigih memperjuangkan pengembalian Papua ke NKRI. Ia lahir di Kampung Ariepi, Serui, Yapen Waropen pada 18 Desember 1918. Saat masih berusia 9 tahun, ia masuk ke Sekolah Desa selama 3 tahun dengan bahasa pengantar bahasa daerah. Ia sempat tak melanjutkan sekolah selama setahun.Tapi kemudian melanjutkan sekolah dan masuk ke sekolah juru rawat di Serui. Oleh Belanda, ia sempat dipercaya sebagai tenaga intelejen. Pada masa pendudukan Sekutu dan Belanda sesudah Perang Dunia ke II, Silas Papare diangkat menjadi tentara Sekutu dengan pangkat sersan Persteklas. Akhir tahun 1945, Silas Papare diangkat sebagai Kepala Rumah Sakit Zending di Serui. Setelah mendengar Indonesia merdeka, ia keluar dari pekerjaannya dan bergabung bersama pemuda Irian Barat di Batalyon Papua untuk mengadakan pemberontakan. Pada tahun 1946, ia mendirikan Partai Kemerdkaan Indonesia Irian (PKII). Ia kembali ditahan. Silas pun berhasil kabur ke Yogyakarta dan mendirikan Badan Perjuangan Irian pada Oktober 1949. Cita-cita Silas Papare, yaitu mengakhiri kekuasaan Belanda di tanah leluhurnya dan mempertahankan kemerdekaannya. Silas meninggal di Serui dan mendapatkan anugerah Pahlawan Indonesia pada 14 September 1993.


Frans Kaisepo. Frans Kaisiepo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1993. Pada 19 Desember 2016, Frans Kaisiepo diabadikan dalam uang kertas rupiah pecahan Rp 10.000. Frans Kaisiepo juga diabadikan sebagai nama bandara di Biak, dan nama kapal Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL). Frans Kaisiepo lahir di Wardo, Biak, 10 Oktober 1921. Frans Kaisiepo dikenal juga sebagai Gubernur Irian Barat pada 1964 hingga 1973. Sejak muda, Kaisiepo sudah dikenal sebagai aktivis gerakan kemerdekaan Republik Indonesia di wilayah Papua. Baca juga: Biografi Frans Kaisiepo, Pemersatu Irian dengan Indonesia Diceritakan tiga hari menjelang Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia, Frans Kaisiepo dan beberapa rekannya mendengarkan lagu Indonesia Raya di Kampung Harapan Jayapura pada 14 Agustus 1945. Lalu pada 31 Agustus 1945, Kaisiepo dan rekan-rekan perjuangan melaksanakan upacara pengibaran bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia. Pada 10 Juli 1946, ia membentuk Partai Indonesia Merdeka. Di bulan yang sama, ia juga mengikuti Konferensi Malino di Sulawesi Selatan sebagai salah satu delegasi Indonesia. Pada konferensi Malino, Frans Kaisiepo mengusulkan nama Irian sebagai pengganti nama Papua. Frans Kaisiepo meninggal pada 10 April 1979. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cendrawasih, Jayapura.

Baca Juga |  Satpol PP Kerahkan Personil Bersihkan Lingkungan

Machmud Singgeri Rumagesan. Machmud Singgeri Rumagesan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2020. Ia lahir di Kokas pada 27 Desember 1885 dan menjadi raja muda diusia 21 tahun. Dua tahun kemudian, ia menjabat sebagai Raja Sekar di Fakfak, dengan gelar Raja Al Alam Ugar Sekar (Raja yang lahir dan tumbuh tanpa pengaruh dan kuasa dari kerjaan lain) Ia bersama Raja Rumbati, Ibrahim Bauw, menyerukan perlawanan dengan jihad fisabilillah menentang penjajahan. Di Sorong, Machmud Singgirei Rumagesan merencanakan pemberontakan dengan bekal 40 pucuk senjata Heiho, pasukan bangsa Indonesia yang dibentuk Jepang. Namun, rencananya tersebut gagal. Ia dimasukkan ke sel isolasi selama enam bulan. Bahkan, Machmud Singgirei Rumagesan hampir dihukum mati dengan cara ditembak pada 2 Mei 1949. Namun setelah desakan dari berbagai pihak, hukuman mati diubah menjadi hukuman seumur hidup pada 5 Desember 1949. Selama dipenjara, ia telah berpindah dari satu penjara ke penjara lain, seperti Saparua, Sorong-Doom, Manokwari, Hollandia hingga diasingkan ke Makassar. Salah satu perlawanan yang dilakukan adalah saat Machmud Singgirei Rumagesan memimpin Gerakan Tjendrawasih Revolusioner Irian Barat pada 1953 setelah ia dibebaskan dari penjara. Gerakan yang ia pimpin ini bertujuan untuk membantu Pemerintah Republik Indonesia merebut dan memperjuangkan pembebasan Irian Barat dari kolonial Belanda. Perjuangan Machmud berbuah manis. Pada 24 Desember 1949, Irian Barat dinyatakan merdeka dari Belanda setelah diputuskan di Konferensi Meja Bundar (KMB). Saat ikut Kongres Nasional untuk perdamaian di Jakarta, Machmud menyerukan agar Irian harus kembali ke Indonesia.

Baca Juga |  Pelanggan UP3 PLN Mimika Hingga 2021 Ada Sebanyak 70 Ribuan

Oh yeah, for your information…..

Antar Papua News memberikan ruang kepada kamu to recommend aka merekomendasikan hal-hal yang seru menurut kamu (bisa soal buku, podcast, video YouTube, Netflix, Iflix, Drakor, Anime, apa pun itu, dengan cara mengisi form. Nanti, rekomendasimu bakal kita post di APN Pause. APN Pause is FOR US! Let’s happy together,let’s do it!

  • Aku mau merekomendasikan drakor yang berjudul Undercover, jalan ceritanya soal intelijen korea yang menyamar dan menikah dan tidak diketahui oleh isterinya, dan semua itu akan terbongkar secara perlahan, gila keren banget drakornya! (Anonymous)

Quote of the day:

“Even if our efforts of attention seem for years to be producing no result, one day a light that is in exact proportion to them will flood the soul.”

-Simone Weil-


Closer With US

Buat kalian yang ingin memasang iklan di laman berita kami, Antar Papua News (APN), here kontak yang bisa dihubungi:

Contact person: Ismail B Mail: 08124017411

Jangan lupa untuk mengisi form untuk rekomendasi kalian (bisa buku, podcast, video YouTube, apa pun itu, dengan cara mengisi form)

Silahkan hubungi Admin APN Pause :

Contact person: Aca: 081240568985
Tetap stay tune with us, let closer with us as a family!

Cek juga berita-berita Antarpapua.com di Google News