Timika, APN – Pandemi Covid-19 tampaknya masih berdampak di perekonomian warga. Meskipun saat ini pembatasan sosial sudah jauh menurun, namun dampak ekonominya bisa belum bisa normal. Dapat terlihat dari penjualan menu takjil yang belum bisa seramai sebelum masa pandemi covid.
Seperti diungkapkan Nurbaya penjual takjil di Jalan Ki Hajar Dewantara, depan Masjid Agung Babussalam. Menurutnya, penjualan takjil tahun ini tidak seramai bulan ramadan di tahun-tahun sebelum pandemi.
“Lebih ramai sebelum adanya covid – 19. Kalau sekarang ini kita hanya bisa dapat Rp100.000 sampai Rp200.000 perhari itu kotor, belum masuk biaya kantong dan uang meja, Jauh menurun dibanding sebelum pandemi,” ungkapnya saat ditemui antarpapuanews.com di lapak jualannya, Jumat (8/4/2022) sore.
Nurbaya mengungkapkan, untuk berjualan dirinya harus membayar sewa lapak Rp 20.000 per hari. Hal itu wajar karena lapak-lapak disediakan Remaja Masjid Babussalam untuk mengakomodi penjual takjil.
Nurbaya menjelaskan, menu takjil yang dijualnya tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Mulai dari kue-kue khas, lauk pauk dan minuman dengan harga yang relatif murah mulai dari Rp 5.000 – Rp 10.000 per bungkus.
“Ini (takjil) bukan semua saya yang bikin, ada sebagian di titip.Kan harus puasa, malam kita tarawih,” jelasnya.
Sedangkan Ketua Remaja Masjid Babussalam, Dahlan mengatakan, uang pembayaran lapak atau meja jualan takjil ini, untuk infaq ke masjid dan pengganti biaya yang dipakai membangun lapak. Sebanyak 32 meja disediakan untuk lapak penjual takjil.