Pandemi Menyurut, Semangat Khairul Jualan Masker Tak Menyusut

Antar Papua
Lapak masker milik Khairul di tepi Jalan Budi Utomo. (Foto: Wahyu/APN)

Timika, APN – Pandemi covid 19 yang sempat melanda hampir setiap kota dan Kabupaten di seluruh penjuru Nusantara beberapa waktu lalu sangat berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat. Namun disela keterpurukan ekonomi tersebut, mendatangkan peluang bisnis baru, seperti berjualan masker.

Seorang pemuda asal Mimika Khairul adalah salah satu dari sekian banyak masyarakat yang bergelut dalam bisnis berjualan masker. Namun Ia pun kini harus berjuang setelah pemerintah menetapkan peraturan bebas masker, bahkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pun dicabut. Pemerintah bahkan menegaskan jika pandemi telah usai.

Meskipun dihadapkan dengan tantangan bisnis, semangat Khairul, untuk mengail rezeki dengan berjualan masker tidak menyusut. Kepada antarpapuanews.com, Khairul mengaku tidak memiliki alasan khusus kenapa dirinya memilih bisnis yang ditekuninya tersebut.

“Hanya membaca kondisi kebutuhan masyarakat di pasaran pasca pandemi,” katanya singkat saat ditemui antarpapuanews.com di Bilangan Jl. Budi Utomo, Kamis (5/1/2023).

Ia mengaku meskipun omset yang diraup tidak sebanding dengan pendapatannya sewaktu pandemi, namun masker yang dijualnya tetap laku. Khairul hanya butuh trotoar serta kayu dan lakban yang disulap menjadi lapak untuk memajang barang dagangannya itu.

“Sekarang masih bisa dapat Rp 200 ribu perharinya, lumayan lah ya, pasti saja ada yang beli,” kata Khairul.

Omset yang diraup Khairul ini sebagian sisihkan untuk kebutuhannya dan sebagiannya diolah kembali untuk tetap berjualan masker.

Masker yang dijual oleh Khairul dibanderol dengan harga yang sangat ekonomis, untuk satuannya ia menjual dengan harga Rp5000. Menurutnya harga ini sedikit lebih murah dibanding pada saat pandemi, karena hampir semua penjual masker yang pernah berjualan dengannya di lokasi yang sama dengan harga Rp10 ribu per satuannya. “Sekarang agak turun sih, biasanya satu Rp5000 kalau 3 Rp 10 ribu,” sebutnya.

Sementara itu, di masa pandemi, pendapatan Khairul bisa mencapai Rp500 ribu hingga Rp600 ribu per harinya. Menurutnya, andai saat itu yang menjual masker di kawasan tersebut hanya dirinya, omsetnya bisa lebih besar dari nominal yang ia sebutkan.

Kini, Khairul belum berniat mencari peluang pekerjaan ataupun peluang bisnis lainnya yang lebih menguntungkan. Dirinya masih ingin tekun berjualan masker di tepi Jalan Budi Utomo karena menurutnya, meskipun pandemi sudah hampir berakhir kebutuhan masyarakat akan masker untuk menghindari debu dan merawat tenggorokan juga polusi masih sangat tinggi.

Cek juga berita-berita Antarpapua.com di Google News

Penulis: WahyuEditor: Aji