Antarpapua.com – Tiga organisasi besar dalam ekosistem digital Indonesia, yakni Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), dan Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), merapatkan barisan untuk menghadapi berbagai tantangan yang menghambat perkembangan digital di Tanah Air.
Sebagai langkah konkret, ketiga asosiasi ini akan menyelenggarakan Indonesia Digital Forum 2025 pada 15-16 Mei mendatang. Forum ini diharapkan menjadi ajang bagi pelaku industri, regulator, serta pakar untuk berdiskusi dan mencari solusi strategis guna mempercepat pertumbuhan ekosistem digital di Indonesia.
Ketua PANDI, John Sihar Simanjuntak, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menyelesaikan berbagai permasalahan digital. “Masing-masing asosiasi tentu memiliki tantangan tersendiri dalam menyelenggarakan layanannya. Forum ini menjadi ruang bagi kita untuk saling berbagi wawasan dan memberikan solusi atas berbagai kendala yang dihadapi,” ujarnya di Jakarta.
Dalam forum tersebut, berbagai tantangan utama di sektor digital akan dibahas, termasuk tata kelola dan standarisasi yang menjadi perhatian APJII dengan lebih dari 1.200 anggotanya. Selain itu, konsolidasi operator seluler yang terus berlanjut juga akan menjadi topik hangat. John menyoroti bahwa jumlah operator yang dulu mencapai 13 kini hanya tersisa 3, dengan merger terbaru antara XL Axiata dan Smartfren.
“Pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU) operator tidak mengalami peningkatan signifikan, sementara biaya operasional terus naik. Ini menjadi tantangan besar yang harus dicarikan solusinya bersama,” tambah John.
Wakil Ketua Umum ATSI, Merza Fachys, menegaskan bahwa ekosistem digital setiap tahunnya menghadapi tantangan baru yang harus segera diatasi. “Forum ini bukan hanya ajang diskusi, tetapi juga wadah untuk menciptakan strategi agar industri digital Indonesia tetap kompetitif hingga tahun 2045,” ujarnya.
Salah satu agenda utama dalam forum ini adalah peluncuran Survei Internet APJII 2025. Survei tahunan ini akan memberikan gambaran komprehensif tentang penetrasi internet dan perilaku pengguna di Indonesia, yang menjadi dasar dalam merancang kebijakan serta strategi peningkatan akses digital secara nasional.
“Survei ini tidak hanya memberikan wawasan mengenai tren penggunaan internet, tetapi juga menjadi referensi utama dalam menyusun strategi pengembangan infrastruktur digital yang lebih merata di seluruh Indonesia,” kata Ketua Umum APJII, Muhammad Arif.
Dengan adanya Indonesia Digital Forum 2025, diharapkan ekosistem digital Indonesia dapat berkembang lebih harmonis dan selaras dengan kebijakan pemerintah, sehingga mampu mendukung pertumbuhan ekonomi digital secara berkelanjutan. (Cnnindonesia.com/Antarpapua.com)