Jakarta, Antarpapua.com – Setelah bertanding di Piala Soeratin U-13 dan U-15, Papua Football Academy (PFA) yang menginjak tahun keduanya berdiri, mulai gencar mengikuti kompetisi baik nasional maupun internasional Siswa PFA angkatan pertama menjadi satu-satunya tim yang mewakili Papua dan Indonesia ajang Selangor Open 2024 by National Football Development Programme (NFDP) Series. Di mana terdapat kategori U-10, U-11, U-12, U-13, U-15, U-17 pada 2– 5 Maret 2024 di Selangor, Malaysia.
Sedangkan PFA angkatan kedua akan kembali turun untuk bertanding kompetisi usia muda Bangga Merah Putih (Barati) Cup 2024, yang berlangsung pada 2 – 5 Maret 2024 di Gianyar, Bali.
PFA sebagai bagian dari program investasi sosial dari PT Freeport Indonesia sejak tahun 2022. Program ini merupakan komitmen jangka panjang PT Freeport Indonesia untuk mengembangkan bakat sepakbola anak Papua berbasis pengembangan karakter. Kegiatan turnamen yang diikuti oleh PFA ini adalah bagian dari langkah pembentukan karakter anak papua untuk memiliki mental bersaing sehingga akan tumbuh menjadi individu yang kompetitif kelak.
Selangor Open 2024 – Siswa Papua Football Academy (PFA) Angkatan Pertama
Selangor Open 2024, diselenggarakan oleh JSA Sports Academy dan didukung National Football Development Programme (NFDP) dan Majlis Sukan Negara Malaysia, merupakan program yang diinisiasi oleh untuk meningkatkan kualitas sepak bola untuk usia dini di Malaysia.
Dengan dukungan dari PT Freeport Indonesia, PFA berlaga pada 4-5 Maret untuk kategori U-15 (Under 15 years old). Selama di Malaysia, 27 siswa yang berangkat akan didampingi oleh para pelatih seperti Ardiles Rumbiak (Pelatih Kepala), Melky Papare (Asisten Pelatih), dan Irsadul Anam (Pelatih Kiper) dan lima staf ofisial lainnya.
“Pertama, kami bersyukur bisa mendapatkan kesempatan mewakili Indonesia untuk mengikuti turnamen Selangor Open 2024 di Malaysia. Bagi kami, ini merupakan satu momen yang berharga untuk para siswa bisa meningkatkan level permainan karena mereka bertemu dengan tim luar negeri,” ujar pelatih berusia 37 ini.
“Tentu bicara soal kompetisi di luar negeri bukan hanya menguji fisik, teknik, dan taktikal mereka menghadapi lawan. Tapi yang paling penting adalah dari segi mental, pada kompetisi ini diharapkan mereka bisa mengembangkan dan mendorong mental mereka untuk bisa diatur dengan baik dan semakin matang,” tambah Ardiles lagi.
Pada kompetisi ini, PFA bertemu dengan banyak klub setingkat dari Malaysia dan Brunei Darussalam. Di babak penyisihan yang berisi 4 tim, PFA mengumpulkan 5 poin hasil 2 kali imbang dan 1 kali menang, dan berhak ke babak gugur sebagai peringkat kedua.
Di babak Gugur PFA melaju mulus dan mencapai final melawan TSS Selangor, walaupun akhirnya takluk di adu penalti setelah imbang dalam waktu normal.
“Dengan mengikuti kompetisi ini, otomatis mereka akan menyamakan levelnya dengan kemampuan para lawan. Semoga saja hal tersebut bisa membawa perubahan untuk mereka menjadi pemain sepak bola profesional di usia dewasa kelak,” tutur Ardiles yang merupakan jebolan Persipura Jayapura ini.
Mengirimkan para siswa PFA untuk mengikuti kompetisi luar negeri merupakan komitmen PFA dan PT Freeport Indonesia untuk maksimal dalam mengembangkan kemampuan, bakat, dan minat mereka dalam bermain sepak bola.
“Tujuan kami untuk turnamen kali ini mereka bisa menunjukkan permainan terbaik mereka baik secara tim maupun individu. Soal hasil, jika mendapatkan hasil yang baik itu adalah bonus. Semoga hal tersebut bisa menjadi motivasi untuk mereka bisa berpacu lebih keras lagi,” ujar Ardiles menutup perbincangan.
Keikutsertaan PFA pada event internasional perdananya ini, banyak nilai yang dapat dipetik. Selain hasil teknis yang gemilang menembus partai final, Ardiles mengungkap pujian tersendiri terhadap sikap dan etika siswa PFA.
“Anak-anak PFA sangat berjiwa sosial selama berada di Malaysia, semua orangtua, pelatih, pembina & perangkat pertandingan senang dan mengagumi sikap yang ditampilkan tiap individu PFA. Puncaknya ada pada partai semi final dan final, semua orang hadir memberikan support kepada PFA dengan meneriakkan: Ayo Papua,” ungkap Ardiles.
Secara spesifik, Ardiles tidak merasakan tingginya gengsi sepakbola seperti di level tim nasional antara Malaysia & Indonesia. Sebaliknya, hadirnya PFA memberikan dampak positif bagi sepakbola kedua Negara.
“Yel-yel kita yang PFA-Papua-INDONESIA selalu disambut tepuk tangan oleh semua orang yang hadir. Dari sini, saya berpikir memang benar sepakbola adalah alat untuk mempersatukan semua orang di dunia”, tutupnya.
Barati Cup 2024 – Siswa Papua Football Academy (PFA) Angkatan Kedua
Selain kiprah tim seniornya, tim juniornya tak mau kalah. Setelah mencapai babak 8 besar di Piala Soeratin Nasional U-13, Siswa Papua Football Academy (PFA) angkatan kedua kembali turun untuk melakoni kompetisi usia muda bergengsi, Bangga Merah Putih (Barati) Cup 2024 yang berlangsung pada 2-5 Maret 2024 di Gianyar, Bali.
Tahun ini merupakan tahun kedua penyelenggaraan Barati Cup. Tidak hanya sekadar turnamen, tapi Barati Cup 2024, dengan jumlah peserta hingga 2.300 pemain juga merupakan momentum ajang pencarian bakat bagi para pemain. Bagi para pemain yang memiliki potensi dan terpilih akan dibentuk menjadi satu tim untuk dikirim ke Gothia Cup 2024 pada awal Juli nanti di Gothenborg, Swedia.
Dalam keterangan pada rilis resmi, Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Dito Ariotedjo turut menyemangati peserta turnamen.
“Untuk seluruh adik-adik yang akan berjuang mengikuti seleksi Barati Cup, saya sampaikan salam semangat. Saya harap adik-adik memiliki keyakinan dan kepercayaan diri serta semangat untuk menjadi pemuda juara,” ujar Dito.
Tahun ini Barati Cup diikuti 120 SSB (Sekolah Sepak Bola) yang berasal dari 17 provinsi di Indonesia. SSB peserta mengirimkan 2300 pemain yang berkompetisi di tiga kelompok umur (KU), yaitu U-12, U-13, dan U-14.
Sebagai investasi sosial dari PT Freeport Indonesia, PFA akan turun mewakili nama Papua di kategori U-14.
Kelly Pepuho sebagai Pelatih PFA sekaligus yang akan menjadi pembimbing siswa PFA ke Pulau Dewata menyebutkan bahwa the boys, sapaan siswa PFA, percaya diri dan optimis dalam mengikuti kompetisi kali ini.
Menjadi satu-satunya tim dari Papua, Kelly Pepuho sebagai Pelatih PFA sekaligus yang akan menjadi pembimbing siswa PFA ke Pulau Dewata menyebutkan bahwa the boys, sapaan siswa PFA, percaya diri dan optimistis dalam mengikuti pertandingan kali ini.
“Secara umum tim sudah siap, selama masa persiapan kami punya waktu latihan yang cukup dan sudah melakoni uji coba sebanyak lima kali. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri sangat berpengaruh dalam mengangkat mental dan percaya diri pemain,” ujar Kelly.
“Saya melihat mereka sudah siap bertanding. Di turnamen kali ini, anak-anak bisa menampilkan performa yang maksimal. Apa yang kami siapkan bisa diterapkan dengan baik, kami bangga bisa hadir di Bali, dengan dukungan penuh PT Freeport Indonesia, doa masyarakat Papua dan restu dari seluruh orang tua, Torang pasti bisa!!” tambah Kelly sebelum turnamen dimulai.
Dalam perjalanannya berkompetisi di Barati Cup, PFA meraih 3 kemenangan sempurna di babak grup B sebagai wakil Papua satu-satunya dan bertemu dengan klub-klub dari daerah yang tangguh seperti Bali United (Bali), Raga Negeri (DKI Jakarta), dan Fanshop FC (Jawa Barat). Namun PFA dapat mengatasi lawan-lawannya dengan menang 4-0 atas Fanshop FC, menang 3-0 atas Raga Negeri, dan kembali menang atas Bali United dengan skor tipis 2-1 Yang berarti PFA melaju sebagai juara grup dengan poin sempurna 9.
Pada babak 1/8 besar PFA berjumpa dengan Safin Pati (Jateng) dan menang sudden death penalti setelah imbang 1-1 di waktu normal dan imbang di adu penalti. Skema yang serupa juga terjadi di babak ¼ final melawan FIFA Farmel (Banten). Safin Pati dan FIFA Farmel sendiri merupakan finalis Barati Cup pada tahun sebelumnya. Di Semi final, PFA menang meyakinkan Satria Cipta FC (Banten) 4-0.
Babak final, Papua Football Academy menghadapi Young Warriors (Banten). Di waktu normal, pertandingan berkesudahan imbang 1-1 dan dilanjutkan ke babak penalti. Pasca 5 penendang penalti dari masing-masing, kedudukan masih imbang. Akhirnya pada sudden death penalti, PFA harus mengakui kemenangan sang lawan dan menjadi runner up.
Pada sisi lain, PFA menunjukkan ciri khasnya pada selebrasi final dengan memperagakan Guard of Honour baik di Selangor dan di Bali saat tim juara memasuki podium. Sikap ini merupakan penghormatan kepada lawan dan menunjukkan rivalitas berakhir setelah peluit panjang berbunyi.
Salah satu orang tua dari Young Warrior FA di laman sosial medianya menyampaikan apresiasi kepada pelatih dan orang tua siswa PFA “Kami orang tua Young Warrior FA KU 2010 sangat bangga dapat berada dalam satu kompetisi Barati International Cup 2024 bersama dengan anak-anak PFA yang saling mendukung hingga final dan berakhir kedua tim yang sama kuat dan salah satunya menjadi juara. Namun pada akhir bertandingan kedua tim saling berpelukan bersama. Inilah sepakbola yang sesungguhnya. Kami kagum dengan keramahan dan sportivitas anak-anak PFA, kami yakin pada orang tua dan pelatih, telah berhasil membentuk anak-anak Indonesia yang luar biasa. Di mata kami, kalian suadara-saudaraku dari PDA juga adalah juara, samapai bertemu lagi di lain waktu, Tuhan Memberkati.”
Pencapaian kedua tim PFA ini tidak terlepas dari komitmen besar PT Freeport Indonesia yang terus mendampingi siswa-siswa mencapai mimpi siswa-siswa PFA. Selain berlatih di Mimika Sports Complex secara intensif, keikutsertaan PFA dalam banyak kompetisi baik lokal maupun internasional, juga akan menjadi batu loncatan untuk meningkatkan kemampuan diri secara teknis dan mental. Dan tidak kalah penting membuka wawasan sebagai masyarakat global yang bermutu dan berdaya saing.
(Penulis : */PTFI | Editor : Sianturi)