Pembayaran Retribusi di Mimika Kini Bisa Non Tunai

Antar Papua
Plt Bupati Mimika John Rettob saat menyerahkan QR code pembayaran Retribusi pasar dan sampah secara non tunai kepada Kepala Disperindag Petrus Pali Ambaa, di Pasar Sentral Mimika, Selasa (22/11/2022). (Foto: Aji/APN)

Timika, APN – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Mimika meluncurkan terobosan baru yakni pembayaran retribusi pasar dan sampah secara non tunai.

Kepala Disperindag Mimika Petrus Pali Ambaa menyebut tujuan pembayaran retribusi pasar non tunai agar tidak terjadi kebocoran dalam proses pemungutan retribusi tersebut.

“Semua setoran retribusi yang dibayar secara non tunai (dengan QRIS) akan masuk langsung ke rekening KAS daerah sehingga tidak terjadi kebocoran lagi,” tegasnya saat ditemui wartawan di Kompleks Pasar Sentral, Mimika, Selasa (22/11/2022).

Petrus menyebut dengan adanya pembayaran non tunai diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Para pedagang akan kami edukasi (untuk membayar retribusi secara non tunai) bahkan tenaga retribusi kami juga akan melakuka sosialisasi sekaligus melatih pedagang yang ingin membayar secara non tunai, syarat utamanya kan hanya memiliki rekening bank dan dompet digital,” ucapnya.

Petrus melanjutkan program retribusi pasar non tunai ini sementara hanya berlaku untuk retribusi pasar dan sampah. Namun tidak menutup kemungkinan akan dikembangkan agar penarikan retribusi lainnya dilakukan juga dengan non tunai.

Sementara itu Plt Bupati Mimika Johannes Rettob mengklaim setelah penerapan pembayaran retribusi (pajak daerah) dilakukan secara non tunai terjadi peningkatan PAD.

“Setelah kita bayar secara online dan digitalisasi, PAD kita meningkat, artinya apa? Yang bayar tetap sama, kenapa bisa meningkat? mungkin dulu ada bocor kapa e,” ujarnya.

John berharap setelah diberlakukannya pembayaran retribusi secara non tunai, pedagang tidak lagi membayar retribusi dengan uang tunai kepada petugas.
“Jadi kalau ada orang datang (petugas retribusi) minta uang (retribusi) jangan lagi pakai bayar pakai uang cash,” katanya.

John juga meminta pedagang agar mulai menerapkan pembayaran secara elektronik atau non tunai, sehingga penggunaan uang tunai bisa berkurang.

“Buat mama-mama Papua ini kalau pakai QRIS itu uang langsung masuk di bank, jadi suami-suami kan biasa tunggu uang hasil dagangan itu untuk mabuk, itu tidak bisa lagi minta, karena uang langsung masuk di bank,” tutupnya.

Cek juga berita-berita Antarpapua.com di Google News

Penulis: AjiEditor: Sani