Pemkab Jayapura Ajak Masyarakat Cintai Pangan Lokal untuk Ketahanan Pangan

Antar Papua
Pj Bupati Jayapura Samuel Siriwa melakukan penanaman jagung serentak di Kampung Aib, Distrik Kemtuk.

Jayapura, Antarpapua.com – Penjabat Bupati Jayapura, Provinsi Papua Samuel Siriwa, mengajak masyarakat untuk lebih mencintai dan memanfaatkan pangan lokal sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan daerah. Ia menyoroti pentingnya diversifikasi pola konsumsi agar tidak hanya bergantung pada beras, yang selama ini menjadi makanan pokok utama.

“Kita harus memanfaatkan komoditas pangan lokal untuk mendukung ketahanan pangan. Kalau kita hanya berharap pada komoditas beras saja, kita akan kesulitan. Apalagi saat ini, pola konsumsi masyarakat sudah banyak berubah. Dulu kita mengandalkan makanan-makanan lokal, tapi sekarang cenderung bergantung pada nasi,” kata Samuel Siriwa.

Baca Juga |  Pemkab Jayapura Catat Realisasi PAD Rp118 Triliun di 2024, Belum Capai Target

Ia juga menegaskan bahwa pangan lokal, seperti sagu, ubi, dan hasil tangkapan laut seperti ikan, tidak hanya lebih mudah diakses tetapi juga memiliki kandungan gizi yang lebih baik.

Menurutnya, mencintai dan memanfaatkan pangan lokal tidak hanya membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga mendorong pengembangan sektor pariwisata melalui kuliner berbasis pangan lokal.

“Kalau kuliner kita berbasis pangan lokal, itu sangat menarik bagi pariwisata. Tapi kalau semuanya berbasis nasi, daya tariknya kurang. Kita harus memanfaatkan potensi lokal yang kita miliki. Dengan penduduk kita yang mencapai 2.000an jiwa, saya yakin kita mampu memanfaatkan pangan lokal seperti sagu dan ikan untuk kebutuhan sehari-hari,” tambahnya.

Baca Juga |  Pemkab Jayapura Gelar Rakor APBD 2024/2025

Samuel juga berharap para pemangku kepentingan dapat segera mengambil langkah konkret untuk mendorong pemanfaatan pangan lokal, sejalan dengan program nasional yang menekankan kemandirian pangan dan energi.

Ajakan ini menjadi pengingat pentingnya menjaga keberlanjutan pangan lokal sebagai bagian dari identitas budaya sekaligus solusi untuk menghadapi tantangan ketahanan pangan di masa depan.(Redaksi)

Cek juga berita-berita Antarpapua.com di Google News