Timika, APN – Peletakan batu Pertama untuk pembangunan lokasi wisata dikampung Nawaripi Distrik Wania Kabupaten Mimika ditandai dengan ritual adat suku kamoro, yang berlangsung di Wilayah Kampung Nawaripi Jalan Yohanes Aikawe, pada Kamis (18/01/2021).
Peletakkan batu pertama pembangunan lokasi Wisata di Kampung Nawaripi dilakukan oleh Wakil Bupati Kabupaten Mimika, Johannes Rettob, disaksikan Kepala Kampung Nawaripi Norman Ditubun, Ketua Lemasko Gerry Okorare, Kapolsek Mimika Baru AKP Oscar Fajar Rahadian, Perwakilan dari Pimpinan TNI-Polri, Ketua Bamuskam Kampung Nawaripi dan warag masyarakat tiga kampung, yaitu Kampung Nawaripi, Kampung Nayaro dan Kampung Koperapoka.
Sebelum proses peletakan batu pertama digelar, kedatangan Wakil Bupati Mimika disambut dengan ritual adat suku Kamoro yang membuka jalan utama masuk menuju lokasi peletakkan batu pertama yang dilakukan oleh sejumlah tokoh masyarakat dengan tabu tifa diiringi dengan lagu khas suku Kamoro.
Kepala Kampung Nawaripi, Norman Ditubun dalam sambutannya mengatakan, peletakkan batu pertama pembangunan lokasi wisata kampung Nawaripi ini menggunakan Alokasi Dana Desa (ADD) triwulan IV dengan nama program Pembebasan Lahan Pariwisata Kampung Nawaripi oleh masyarakat Tiga kampung, Kampung Nawaripi, Kampung Nayaro dan Kampung Koperapoka.
“Kegiatan ini untuk mendukung pembangunan kampung wisata di Nawaripi yang sudah disahkan dalam Musrenbang Kampung sehingga dana yang sudah dialokasikan digunakan untuk membersihkan dan membuka lahan pembangunan tempat wisata, lahan ini adalah menjadi asset kampung Nawaripi. Karena lahan ini merupakan lahan yang merupakan milik dari tiga kampung, sehingga hari ini kami mengundang semua warga dari Kampung Nawaripi, Kampung Nayaro dan Kampung Koperapoka untuk hadir dan menyaksikan acara peletakkan batu pertama,”ungkapnya.
Menurut Norman, lahan lokasi murni milik masyarakat Kampung Nawaripi, Koperapoka dan Nayaro yang sepakat untuk menghibahkan ke Kampung Nawaripi untuk dikelola menjadi lokasi wisata yang nantinya melibatkan semua warga dari tiga kampung sebagai pemilik lahan.
“Tidak ada maksud jual beli dalam proses hari ini, lahan ini murni masyarakat tiga kampung yang tetap akan menjadi milik secara turun temurun, sehingga tidak ada satu kampung yang mengklaim. Lokasi ini akan dijadikan tempat wisata dan lokasi ini nantinya menjadi saran atau tempat untuk mempersatukan suku Kamoro, dimana akan dijadikan tempat untuk lomba dayung tradisional dan menjadi tempat untuk menunjukkan kebudayaan suku Kamoro,” katanya.
Norman mengaku, setelah diberikannya dana kepada warga, selanjutnya dilakukan pembersihan lahan seluas 35 hektar, dilanjutkan dengan pembangunan sesuai dengan masterplan yang sudah ada, yang melibatkan seluruh masyarakat dari tiga kampung.
“Saya target bulan Oktober tahun ini lokasi wisata ini sudah bisa rampung, karena itu dukungan dari semua warga dari tiga kampung dan dari semua pihak sehingga apa yang menjadi rencana kita bisa sukses. Ditempat ini juga akan dibangun Goa Maria karena mayoritas warga tiga kampung adalah beragama Khatolik,”ungkapnya.
Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob, dalam sambutannya menegaskan agar seluruh masyarakat suku kamoro jangan hidup dari menjual tanah namun harus bisa hidup dengan mengolah tanah yang ada.
“Hari ini merupakan momentum yang sangat baik dimana Kepala Kampung Nawaripi telah menginisiasi dengan membuat lokasi wisata dari lahan milik warga, seperti yang telah direncanakan menjadikan Kampung Nawaripi menjadi kampung Wisata,” katanya.
Wabup juga mengatakan, bantuan telah diberikan kepada warga untuk membuka lahan guna membangun tempat wisata.
“Ini hal yang sangat baik yang telah diinisiasi oleh Kepala Kampung Nawaripi dalam rangka untuk tetap mempertahankan tanah milik masyarakat dari tiga kampung, sehingga kedepan kalau lokasi wisata ini sudah berjalan menjadi aset kampung dan dapat menjadi tumpuan harapan bagi masyarakat untuk menjadi tempat mendapatkan kehidupan sampai turun temurun,”tegasnya.
Wabup berharap kepala Kampung Nawaripi tetap melibatkan seluruh masyarakat dari tiga kampung mulai pembangunan hingga tempat wisata ini beroperasi.
“Jangan datangkan orang dari luar, berikan kesempatan kepada anak anak asli dari tiga kampung yang ada untuk dilibatkan dalam mengelola tempat ini. Jangan sampai lokasi ini nantinya menimbulkan masalah, tolong diatur baik kepala kampung dan semua elemen masyarakat,” tegasnya.
Sementara Ketua Lemasko, Gerry Okorare dalam sambutannya, mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih terkhusus kepada Kepala Kampung Nawaripi Norman Ditubun yang telah merancang dan merencanakan tempat wisata ini menjadikan ikon bagi kampung Nawaripi.
“Ini sesuatu yang sangat luar biasa dari Kepala Kampung yang bisa menciptakan konsep perubahan untuk kampung Nawaripi yang akan menjadikan Nawaripi sebagai salah satu terobosan dalam rangka menuju Kampung Nawaripi sebagai Kampung Wisata,”kata Gerry.
Ia juga berharap agar lokasi bukan saja dijadikan sebagai lokasi wisata saja, tetapi bisa dijadikan tempat untuk membina dan mendidik pemuda pemudi Kamoro lebih khusus dari tiga kampung yang ada untuk menciptakan SDM – SDM unggul.
“Pemerintah daerah juga perlu mendukung program dari kampung Nawaripi, sehingga program dari kampung – kampung yang ada di Timika juga bisa mencontoh seperti kampung Nawaripi,” tutupnya.