Timika, APN – Virus varian baru covid-19 atau disebut Omicorn beberapa waktu lalu dilaporkan sudah masuk ke Indonesia.
Menanggapi hal tersebut agar tidak masuk ke Mimika, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika Reynold Ubra mengimbau agar masyarakat tidak melakukan perjalanan ke wilayah-wilayah yang telah dilaporkan adanya penemuan kasus varian baru tersebut.
“Salah satu cara lainnya adalah tetap secara konsisten menerapkan protokol kesehatan,” katanya.
Selain itu menurut Rey di Mimika belum tersedia alat untuk mendetkesi virus Omicorn tersebut, sehingga masyarakat diimbau agar terus berhati-hati.
“mudah-mudahan kita dapat mengendalikan penyebaran virus ini dengan cara tadi (tidak melakukan perjalanan dan protokol kesehatan ketat), kita tetap harus waspada, dan tidak perlu panik,” tuturnya.
Sementara itu dikutip dari sehatnegeriku.kemenkes.go.id Kasus Omicron di Indonesia bertambah 68 orang pada Jumat (31/12), sehingga total kasus Konfirmasi sebanyak 136 orang.
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmidzi mengungkapkan 68 Kasus baru berasal dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri dan 11 diantaranya merupakan WNA.
“Semua kasus merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri, dengan asal negara kedatangan paling banyak dari Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat,” jelasnya.
Dari 68 Kasus Konfirmasi Omicron tersebut, sebanyak 29 orang tidak memiliki gejala, 29 orang sakit dengan gejala ringan, 1 orang sakit dengan gejala sedang, dan 9 orang lainnya tanpa keterangan.
Menurut Data WHO dari penghitungan prediksi peningkatan kasus akibat Omicron dibandingkan dengan Delta serta mempertimbangkan tingkat penularan juga risiko keparahan, disimpulkan hasil bahwa kemungkinan akan terjadi peningkatan penambahan kasus yang cepat akibat Omicron, tetapi diiringi dengan tingkat penggunaan tempat tidur rumah sakit dan ICU yang lebih rendah, dibandingkan dengan periode Delta.
Artinya varian Omicron memiliki tingkat penularan yang tinggi tapi dengan risiko sakit berat yang rendah. Walaupun begitu, masyarakat tetap harus waspada karena situasi dapat berubah dengan cepat. Oleh karena itu upaya pencegahan dan pengendalian, serta upaya mitigasi lainnya harus tetap berjalan.
Dr. Nadia menghimbau masyarakat untuk menahan diri tidak bepergian ke negara-negara dengan transmisi penularan Omicron yang sangat tinggi.
“Jangan egois, harus bisa menahan diri untuk tidak bepergian dulu ke negara dengan transmisi penularan COVID-19 yang sangat tinggi seperti Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat. Kita harus bekerjasama melindungi orang terdekat kita dari tertular COVID-19. Mari kita menahan diri,” tegasnya.