Timika, Antarpapua.com – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kabupaten Mimika dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya, menertibkan pedagang luar di Mimika dengan pendekatan yang humanis.
Hal ini dikarenakan, banyak pedagang di Mimika merupakan mama-mama Orang Asli Papua (OAP). Di lain sisi, Satpol-PP juga mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, di mana penindakan dimajukan dengan tidak melangkahi hak azasi manusia (HAM).
Kepala Dinas Satpol-PP Kabupaten Mimika, Ronny Marjen menerangkan, pihaknya sudah mempelajari polarisasi para pedagang yang kerap berjualan di luar jam dinas petugas Satpol-PP, termasuk di hari libur kedinasan, seperti Hari Sabtu dan Minggu.
Ia menjelaskan, hal tersebut tak hanya di Mimika, namun lumrah terjadi di daerah-daerah lainnya. Namun, pendekatan persuasif menjadi opsi berharga untuk menertibkan para pedagang.
“Di sini kita berusaha melakukannya secara persuasif. Selaku manusia, selaku anak Papua, selaku orang yang hidup di sini, kita pakai cara-cara yang humanis. Karena kita juga sampai dengan hari ini penegakan-penegakan seperti itu tidak juga boleh melanggar ruang-ruang hak azasi manusia, itu dilindungi,” terangnya saat ditemui wartawan di Hotel Grand Tembaga, Mimika, Papua Tengah, Rabu (11/10/2023).
Ronny mengatakan, meskipun demikian penindakan tidak bisa dibiarkan dan akan terus dilakukan. Namun tidak dengan cara yang tragis.
Baginya, setiap pedagang yang ditertibkan harus mendapatkan tempat untuk tetap dapat berjualan.
“Sudah tidak jaman lagi yang dag-dug-dag-dug tidak boleh. Pendekatan kayak begitu tidak boleh dengan alasan ketertiban,” pungkasnya.
