Timika, APN – Penerjun Payung Jawa Tengah, Fatoni, berhasil merebut medali emas cabang olahraga terjun payung kategori ketepatan mendarat perorangan putra, di venue Terjun Payung PON XX PAPUA yang berada di kantor pusat pemerintahan Kabupaten Mimika, Rabu (13/10/2021).
Ditemui usai melakukan penerjunan, Fatoni mengatakan pencapaiannya merupakan hasil kerja keras dan doa yang dipanjatkan oleh sang istri, keluarga serta rekan-rekannya.
“Pertandingan hari ini (Final) cukup menguras tenaga, karena bukan hanya kita yang harus konsentrasi pada penerjunan, tetapi juga menjaga protokol kesehatannya. Setiap hari swab,” ujarnya.
Fatoni juga megucapkan terima kasih kepada panitia pelaksana yang sudah membantu mengecek kesehatan setiap atlet, sehingga kondisi atlet tetap fit sebelum bertanding.
Fatoni mengaku sempat pesimis dirinya dapat memperoleh emas, namun karena kepercayaan dan juga doa yang selalu ia panjatkan, dirinya pun berhasil meraih emas.
“Semua orang pasti berharap untuk mendapatkan emas, saya pun berdoa kepada Tuhan untuk bisa memberikan kemudahan dan alhamdulillah berhasil,” ungkapnya.
Ia menambahkan yang terpenting dalam gelaran PON XX adalah tidak adanya kecelakaan yang menimpa para atlet. “Yang penting itu zero accident, kalau nomor satu, dua atau tiga itu hanya masalah waktu,” katanya.
Fatoni mengaku terjun di Mimika sangat menantang, karena cuaca dan angin yang sulit diprediksi. “Kita sering kalau terjun kan berharap dengan cuaca, tapi disini itu tidak bisa diprediksi. Kita lihat BMKG itu besok panas, tapi ternyata malah hujan, begitu juga sebaliknya,” tuturnya.
Kendati demikian menurut Fatoni cuaca di Mimika meskipun mendung gelap perlombaan masih dapat dilaksanakan. “Walaupun gelap ketinggian untuk ketepatan mendarat itu bisa dilakukan, hebatnya disitu, kalau penerjun itu merata semua (kekuatannya),” jelasnya.
Pria yang juga merupakan anggota Paskhas TNI AU tersebut mengatakan telah mengikuti banyak perhelatan kejuaraan, baik Pra PON, PON dan kejuaraan dunia terjun payung khusus militer di Hungaria, Jerman dan China.
“Seminggu setelah saya dari Wuhan itulah Covid-19 merebak, jadi saya bersyukur sekali,” paparnya.
Fatoni pun berpesan kepada penerjun muda Indonesia jangan merasa jumawa, jagoan atau hebat. “Tidak ada penerjun hebat, tidak ada yang jagoan, karena penerjun hebat itu adalah penerjun yang sampai batas usia masih bisa terjun, jangan juga menyalahkan angin atau yang lain,” sebutnya.
Dirinya juga memberikan motivasi kepada penerjun muda untuk bisa melebihi capaian para senior. “Bagi penerjun muda, semua hasil yang dicapai senior itu bisa dilampaui atau dicapai kuncinya adalah tekun, dan teruslah bermimpi,” tutupnya. (Aji/***)