Jakarta, APN – Pengawas Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) pengelolah dana kemitraan PT. Freeport Indonesia bersama Kepala Devisi dan Deputi Monitoring Evaluasi (Monev) Pendidikan melakukan kunjungan kerjanya di dua kota studi, Semarang dan Salatiga, Provinsi Jawa Tengah.
Sesuai keterangan rilis yang diterima Antarpapuanews.com, Kamis (14/4) sore, anggota pengawas YPMAK perwakilan PTFI, Samuel Rorimpandey di Jakarta mengatakan, tiga mitra yang dikunjungi yaitu Yayasan Binterbusi dan UNIKA Soegijapranata di Semarang dan UKSW di Salatiga. Selain bertemu para mitra, tim juga berkesempatan untuk bertemu langsung dengan perwakilan siswa dan mahasiswa dari total sebanyak 400-an peserta program beasiswa YPMAK di dua kota studi itu.
Kunjungan kerja selama tiga hari mulai 5 April – 7 April 2022 ini kata Samuel, tim YPMAK bertemu langsung dengan para mitra, melihat kondisi siswa (akademik dan non akademik), inspeksi fasilitas aset YPMAK (asrama dan sport hall) yang dinilai secara umum baik sekaligus berdiskusi dengan perwakilan peserta beasiswa.
Dalam kunjungan tersebut kata Samuel, ada beberapa catatan yang akan menjadi rekomendasi kepada para Pengurus YPMAK melalui para Pembina YPMAK diantaranya terkait hubungan mitra dengan peserta beasiswa, prestasi akademi peserta beasiswa yang belum memenuhi standar dan presentasi kelulusan peserta beasiswa yang mana setiap tahunnya berkurang.
“Ada juga terkait hubungan Mitra dengan YPMAK yang mana masih ada komunikasi yang perlu diperbaiki termasuk terkait pelaporan pertanggungjawaban keuangan yang berdampak pada terlambatnya proses pembayaran kepada mitra dan untuk memenuhi kebutuhan peserta beasiswa. Untuk itu kami akan membicarakannya dengan pembina dan pengurus terkait strategi apa yang dapat dilakukan agar lebih baik lagi kedepannya,” kata Samuel.
Hal lain yang juga kata Samuel yang menjadi catatan dalam kunjungan tersebut yakni terkait perilaku anak-anak mulai dari mabuk-mabukan hingga malas datang kuliah.
“Memang perlu penegasan terkait pedoman beasiswa tetapi lebih terperinci akan kami sampaikan kepada pembina dan pengurus, harapannya kunjungan berikut dari pengawas sudah ada perbaikan-perbaikan yang dilakukan oleh pengurus, ” ujarnya.
Sementara itu, Ketua pengawas YPMAK, Yohanes Kibak yang juga merupakan perwakilan dari lembaga adat Lemasa mengatakan catatan berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi akan disampaikan kepada pembina, dan selanjutnya disampaikan kepada pengurus YPMAK untuk ditindaklanjuti. Hal ini kata Kibak bukan bertujuan menyalahkan pengurus tapi untuk memastikan dan mengevaluasi program yang berjalan dengan baik karena ini adalah kebutuhan masyarakat.
“Salah satu catatan yang menurut saya penting untuk ditindaklanjuti adalah terkait dengan perhatian dari pada mitra kepada peserta beasiswa yang mungkin dirasakan kurang. Untuk itu perlu adanya penegasan terkait apa yang menjadi tugas YPMAK, tugas para mitra dan tugas penerima beasiswa itu sendiri, ” kata Kibak.
Dalam kesempatan bertemu dengan para penerima beasiswa, Yohanes Kibak juga sebagai orang tua berpesan dan memberikan motifasi agar para penerima beasiswa baik di jenjang SMP, SMA dan perguruan tinggi lebih giat belajar dan meningkatkan prestasi akademik. Hal ini mengingat YPMAK melalui mitra-mitranya telah menyiapkan segala sesuatu yang mendukung kegiatan studi peserta beasiswa tersebut.
Selain itu Deputi monitoring evaluasi YPMAK Kristian Ukago menilai pihaknya telah mendapatkan gambaran terkait persoalan-persoalan yang akan ditindaklanjuti melalui kunjungan para Pembina YPMAK di dua kota studi yaitu Semarang dan Salatiga ini.
“Misalnya terkait masalah presentasi kelulusan yang rendah kami akan dalami persoalannya dimana apakah di rekrutmen awal atau proses pembelajaran atau pendampingan yang kurang. Nanti kami akan melihat lebih dalam dengan rekomendasi yang akan disampaikan oleh pengawas YPMAK, begitu juga dengan informasi-informasi yang lain satu per satu. (Anis/*)