Timika, APN – Dalam rangka meningkatkan pemahaman informasi cuaca untuk keselamatan penerbangan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas 1 Sentani Jayapura, bersama BMKG Stasiun Meteorologi Mozes Kilangin Mimika menggelar sekolah lapang meteorologi penerbangan (SLMP), di Hotel Horison Ultima, Mimika, Papua Tengah, Kamis (15/6/2023).
Pembukaan SLMP dihadiri Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Komisi V, Republik Indonesia, Willem Wandik, SSos, Direktur Jenderal (Ditjen) BMKG Republik Indonesia beserta Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra, Paulus Dumais SPd MM, jajaran Forkopimda dan para peserta SLMP.
Sekolah lapang meteorologi penerbangan adalah program pelatihan intensif, yang dirancang untuk melatih para profesional dalam hal meteorologi yang berkaitan dengan penerbangan.
Paulus Dumais dalam amanatnya menyatakan, dalam UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, BMKG telah mendapat amanat untuk memberikan pelayanan informasi meteorologi penerbangan dalam menunjang pelayanan navigasi penerbangan.
Kata Paulus, pelayanan informasi meteorologi penerbangan yang dimaksud adalah informasi cuaca di bandara dan sepanjang jalur penerbangan (en route).
Ia menyebutkan, sejauh ini, berdasarkan hasil penilaian dari international civil aviation organization (ICAO) mengindikasikan, bahwa indonesia telah berhasil meningkatkan standar keselamatan penerbangan internasional.
“Dalam rangka mempertahankan prestasi dan meningkatkan pemenuhan standar keselamatan penerbangan di Indonesia, perlu dilakukan sosialisasi dan pemahaman kepada pemangku kepentingan khususnya di bandara yang belum dilayani oleh stasiun meteorologi penerbangan tentang cuaca penerbangan,” ujar Paulus.
Paulus mewakili pemerintah daerah Kabupaten Mimika juga mengapresiasi kegiatan yang dilakukan BMKG, guna meningkatkan pemahaman informasi cuaca untuk keselamatan penerbangan itu.
Kemudian, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto kepada wartawan menyebutkan, SLMP ini secara khusus dilakukan di Mimika, mengingat di Papua adalah penerbangan tingkat rendah. Oleh karena itu SLMP ini sangat penting diikuti oleh seluruh stakeholder yang berkaitan dengan penerbangan.
Seperti yang diketahui, kondisi geografis Tanah Papua sebagian besar masih memiliki wilayah tutupan hutan yang cukup besar. Bentangan pegunungan besar terhampar begitu luas, sehingga Pulau Papua dapat disebut sebagai benua Kecil di wilayah Pasifik, sebab Pulau Papua memiliki luasan 785 ribu km persegi, dan bagian dari Indonesia mencapai 418 ribu km persegi.
Tantangan yang dihadapi di Tanah Papua, adalah aksesibilitas terhadap pusat pusat pemerintahan (Kabupaten/kota/distrik/kampung) yang belum memadai, jalur Jalan nasional, provinsi dan kabupaten, masih banyak yang belum terhubung.
“Rawan penerbangan dari airline itu sebenarnya cuaca, dimana cuaca itu cepat berubah kalau di sini. Cepat berubah, itulah seorang pilot harus gesit terhadap perubahan cuaca tadi, karena memang topografinya,” terang Guswanto.
Guswanto berharap, para peserta dari masing-masing stakeholder yang mengikuti kegiatan ini dapat mengikuti dengan baik sehingga dapat meningkatkan pengetahuan serta kemampuan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.
Sementara itu, Anggota Komisi V, DPR RI, Willem Wandik dalam amanatnya menyatakan, eksistensi sebuah negara dipengaruhi oleh seberapa besar layanan pemerintahan dan aktivitas ekonomi suatu masyarakat dapat diakses.
Lanjut Wandik, selama bertahun tahun lamanya, bahkan sejak era misionaris masuk ke berbagai wilayah terisolir di Tanah Papua, jalur transportasi penerbangan menjadi sarana terpenting dan vital bagi upaya mengakses wilayah pelayanan di Tanah Papua.
Oleh karena itu, upaya untuk menjamin operasionalisasi penerbangan yang aman, tertib, zero accident, dan juga berbiaya murah, menjadi tantangan tersendiri dalam upaya pelayanan penerbangan di Tanah Papua. Peran BMKG dalam dunia penerbangan di Tanah Papua pun menjadi sangat vital dan fundamental.
“Kami menaruh kepercayaan trust dan juga titipan amanah kepada BMKG wilayah kerja Sentani, Jayapura, agar aspek peningkatan sumber daya manusia (skill, pengetahuan, pengalaman, keterampilan), resources peralatan, dan juga dukungan pendanaan yang telah Komisi V DPR RI berikan melalui hak budgeting di Parlemen RI bersama Mitra Kerja Kami di Pemerintah Pusat, agar terus di tingkatkan dari sisi kualitas pelayanannya,” kata Wandik.
Wandik berharap melalui diklat yang diselenggarakan dalam bentuk sekolah lapang meteorologi penerbangan, yang diselenggarakan oleh BMKG Kelas 1 Sentani Jayapura ini dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia yang profesional, kredibel, bekerja dengan sungguh sungguh, adaptable terhadap perubahan iklim/cuaca yang dapat mengganggu keamanan dan keselamatan penerbangan di Tanah Papua.
SLMP ini dibuka secara resmi oleh Willem Wandik selaku Anggota Komisi V DPR RI, ditandai dengan pemukulan tifa dan pengamatan tanda peserta secara simbolis kepada dua orang peserta.