Timika, APN – Penyaluran kredit Bank Mandiri Cabang Timika di tahun 2022 mencapai 17 persen dari 20 persen penyaluran yang ditargetkan. Tercatat, di bulan Mei 2022 penyaluran kredit sebesar Rp 402 Milliar.
Penyaluran kredit Bank Mandiri Cabang Timika sendiri terbagi menjadi 2, yakni segmen konsumtif dan segmen produktif.
“Per bulan Mei kemarin itu presentase kita sekitar 17 persen, jadi dari 100 persen itu 17 persen penyaluran kredit itu dari kita,” kata Kepala Kantor Bank Mandiri Cabang Timika, Andhika Andar Pribadi saat ditemui APN di ruang kerjanya, Selasa (19/7/2022).
Andhika menjelaskan, jika dibandingkan pasca pandemi dengan kondisi saat ini, tidak terdapat kendala yang berarti dalam penyaluran kredit. Ia mengatakan, hingga saat ini penyaluran kredit masih berjalan dengan lancar.
Sementara itu, pihak Bank secara agresif terus melakukan upaya-upaya agar market sale Bank Mandiri terus bertambah. Andhika mengungkapkan, sejak pandemi hingga saat ini penyaluran kredit terus terjadi peningkatan, yang artinya kegiatan ekonomi masyarakat kini telah berangsur membaik.
“Cuman kan balik lagi yang namanya penyaluran kredit itu kita harus nilai, apakah memang layak nasabah kita berikan kredit tentunya dengan parameter-parameter tertentu yang ditetapkan regulator dalam hal ini Bank Indonesia ataupun OJK dan dari clue internal kita, kalau memang sepanjang memenuhi ketentuan regulator BI, OJK atau aturan internal kita semua akan kita salurkan,” terang Andhika.
Pihak Bank Mandiri pasca pandemi hingga kini terus mengikuti arahan regulator untuk terus bertahan. Ketika masa krisis semua pelaku ekonomi pastinya terkena imbas, pemerintah melalui presiden Joko Widodo selanjutnya memprogramkan restrukturisasi kredit untuk covid-19. Maka Bank Mandiri Cabang Timika kemudian mengikuti program tersebut untuk membantu pelaku-pelaku usaha yang terkena imbas covid-19.
Tujuan program tersebut adalah agar meringankan para pelaku usaha dalam membayar kredit serta tetap dapat menjalankan usahanya.
“Dan banyak juga yang sudah ikut restru dan tahun ini sudah banyak juga yang sudah keluar dari restru, yang artinya sudah tidak ikutan restrukturisasi kredit lagi karena usahanya sudah normal. Pembayaran kewajiban kalau restru itu kan ada misalnya bunganya yang tidak dibayarkan dulu ditunda, ada yang pokoknya ditunda dulu nanti di waktu tertentu baru dibayar lagi, sekarang semua sudah ke arah normal,” ujar Andhika.
Selain itu, sejumlah program lainnya seputar penyaluran kredit dari Bank Mandiri juga terus dilakukan. Salahsatunya adalah KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang disalurkan oleh himpunan bank negara dengan bunga yang disubsidi kan oleh pemerintah.
Program tersebut tidak hanya diberikan kepada Bank Mandiri tetapi juga diberikan kepada Bank lain dengan angka yang ditentukan oleh negara yang selanjutnya disalurkan kepada nasabah. Program tersebut juga sebagai upaya pemerintah dalam membantu menghidupkan ekonomi masyarakat Indonesia.
“Jadi rata-rata pembiayaan KUR itu 6-7 persen, harusnya kan 13 persen ke atas, sisanya kurang lebih dibiayai pemerintah. Nah kita diberi kuota, setiap Bankhimbara itu punya kuota, taruhlah misalnya Mandiri secara nasional penyalurannya harus 2 trilliun KUR-nya, BNI sekian, BRI sekian, BTN misalnya sekian, nah kuota itu harus kita habiskan,” ujar Andhika.
Penyaluran kredit melalui program KUR tersebut dikhususkan bagi para pelaku UMKM dengan jumlah maksimal Rp 500 juta.
Andhika berharap, di masa pemulihan ekonomi para pelaku usaha lebih percaya diri serta bersemangat dalam mengembangkan bisnisnya.