Timika, Antarpapua.com – Dua kelompok masyarakat di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan terlibat dalam aksi perang suku pada, Selasa (2/7/2024).
Perang suku tersebut mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dengan sasaran masyatakat sipil alias pendatang.
Kejadian bermula ketika terdengar suara letusan senjata saat terjadi perang suku di depan Rumah Sekda Kabupaten Nduga.
Tidak lama berselang terdapat laporan bahwa dua masyarakat pendatang dievakuasi setelah mendapatkan penyerangan dari kubu yang sedang bertikai di Jalan Pintu V Asma.
Adapun identitas korban sebagai berikut yakni, Marianus Gery (63) merupakan Pendeta di gereja mengalami luka bacok dileher, jari putus mengakibatkan korban meninggal dunia.
Marianus Gery merupakan warga pendatang asal Alor, Kupang, NTT yang kesehariannya sebagai pengurus gereja.
Korban lain bernama Abraham Runga (51) mengalami luka dibacok dibagian kepala dan lemparan batu dan saat ini dalam penanganan medis, belum diketahui korban meninggal dunia atau tidak.
Abraham Runga diketahui berasal dari Kampung Deri, Kecamatan Sesean Kabupaten Toraja Utara yang kesehariannya sebagai tukang bangunan.
Dari informasi juga terdapat salah satu warga lain juga dievakuasi dan kabarnya meninggal dunia.
Perang suku tersebut telah direspon oleh aparat keamanan yang bertugas di wilayah Kabupaten Nduga.
Aparat keamanan saat itu menuju kelompok Ikabus Gwijangge dan kelompok Dugure di mana keduanya ini menjadi kepala perang.
Di titik kumpul kelompok Ikabus Gwijangge aparat berhasil mengevakuasi 1 orang korban dalam keadaan tewas.
Aparat juga menyita alat perang busur dan panah di sekitar area titik kumpul kelompok Ikabus Gwijangge.
Dalam perang suku massa kedua kelompok semakin tidak terkendali dan telah menyerang masyarakat yang berada di sekitar area perang suku.
Terdapat suara letusan dari kedua kubu dimana analisa awal bahwa ada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sudah masuk di kedua kubu untuk menyerang aparat dan kelompok sedang bertikai.
Hingga berita ini terbit, pihak terkait belum memberikan keterangan atas insiden perang suku di Kabupaten Nduga. (Acel)