Agama  

Peringati HUT PI Ke 167 Tahun, Ketua Jemaat GKI Diaspora Timika Jaya : Ajak Kita Bersyukur Karena Kasih Tuhan

Antar Papua
Suasana Ibadah Pengkabaran Injil ke 167 Tahun

Timika, APN – Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Pengkabaran Injil ditanah Papua pada, (05/02/2022) yang berlangsung di Gereja GKI Diaspora Timika Jaya SP Timika – Papua berlangsung dengan penuh sukacita dan damai.

Ketua Jemaat GKI Diaspora Timika Jaya, Pdt. Junus Maurits Bonsapia mengungkapkan, hari ini patut disyukuri oleh warga jemaat Diaspora Timika Jaya dan Umat Tuhan yang beribadah dalam rangka hari pengkabaran injil ke 167 tahun karena merupakan momentun yang sangat historis.

“Pertama kita bersyukur bahwa oleh karena kasih dan Anugerah Tuhan. Tuhan telah mempersiapkan para sindeling motto dan khususnya sebagai penginjil yang telah datang di tanah Papua sejak 5 Februari 1855 untuk menginjil negeri yang kelam atau gelap ini,” ungkap Ketua Jemaat GKI Diaspora Timika Jaya, Pdt. Junus Maurits Bonsapia Kepada Wartawan seusai Ibadat, Sabtu (05/02/2022)

Ia melanjutkan, hari pengkabaran injil adalah satu lembaran yang baru, dimana awal peradaban Papua dan juga tabir kegelapan kehidupan orang papua yang belum mengenal injil, bahkan hidup tidak menyembah Tuhan dan tidak mengasih sesama manusia, tetapi injil telah menyelamatkan dengan hadir di Gereja sehingga terbentuk persekutuan orang – orang percaya yang dipanggil keluar dari kegelapan, untuk menerima terang injil Kristus.

Ia juga menyampaikan, Papua berdampingan dengan semua suku bangsa artinya warga Gereja adalah salah satu bentuk kemajemukan, latar belakang, suku, budaya dan bahasa.

“Kita bersyukur bahwa yang pertama lewat injil ini telah kemerdekaan orang dan bangsa papua. Dan lewat injil telah mempersatukan kami sebagai umat Tuhan dalam pembagian suku bangsa kita ada bersatu dalam Gereja Tuhan,” katanya.

Kendati demikan, Ia menerangakan Pesan Firman Tuhan yang disampaikan dalam ibadah peringatan adalah ( Yohanes 9 : 1 – 12) yang menyebutkan Yesus Kristus bergerak hati dan memberikan mujizat kesembuhan bagi orang yang buta sejak lahir.

“Ini bertentangan dengan tradisi Yahudi karena mereka menganggap bahwa orang ini buta karena dosanya dan Yesus melakukan mujizat pada hari sabat itu bertentangan dengan hukum dan tradisi taurat orang Yahudi, tetapi Yesus melakukan itu karena kasih, dan Yesus datang untuk menggenapi hukum taurat dan Yesus telah membebaskan kita,” paparnya.

Ia juga menyampaikan, seusai dengan tema perayaan momentum hari pengkabaran injil kuasa Yesus yang telah membebaskan kita, maka dipanggil untuk mewujudkan kasih, bermakna Yesus dalam pengkabaran injil jika dilihat dari pola dan pendekatan holistik, artinya hadir menyeluruh disemua aspek kehidupan.

“Jadi bukan saja pemberitaan Firman Tuhan, bahkan kata – kata secara verbal tapi dengan hati dan perbuatan kita di semua aspek kehidupan kita dalam dunia kerja kita,” tutupnya.

Cek juga berita-berita Antarpapua.com di Google News