Perkembangan Teknologi Mendekatkan yang Jauh, Menjauhkan yang Dekat

Antar Papua
(Foto: Internet)

Timika, Antarpapua.com – Perkembangan teknologi telah mengubah cara kita berinteraksi selama bertahun-tahun. Perubahan ini dimulai dari adanya telepon kabel pada abad ke-19 hingga munculnya internet, surel, dan akhirnya media sosial pada abad ke-21. 

Di era digital ini, interaksi sosial tidak lagi dibatasi oleh jarak dan waktu. Pesan dapat dikirim dalam hitungan detik ke seluruh penjuru dunia. Fitur video call memungkinkan kita untuk melakukan tatap muka secara virtual dan mempersempit jarak temu meskipun terpisah ribuan kilometer. 

Perkembangan teknologi komunikasi dari masa lalu hingga masa kini menunjukkan perubahan yang sangat signifikan. Di masa lalu, komunikasi jarak jauh hanya mengandalkan surat yang dikirim melalui pos, telegram, atau telepon rumah. Proses ini sering memakan waktu yang lama, terutama ketika harus berkomunikasi antarnegara. 

Proses pengiriman surat dapat memakan waktu sampai berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu. Selain itu, percakapan melalui telepon rumah juga terbatas pada waktu dan tempat tertentu. Kedua pihak harus berada dekat dengan perangkat telepon. 

Sebaliknya, di era digital ini, teknologi komunikasi telah mengalami perubahan yang besar dengan adanya internet, smartphone, dan platform media sosial. Sekarang, kita dapat mengirim pesan, melakukan panggilan video, dan berbagi informasi secara bersamaan dengan siapa saja di seluruh dunia. Perkembangan teknologi memungkinkan komunikasi yang lebih cepat, lebih fleksibel, dan lebih mudah untuk diakses. 

Baca Juga |  Cara Mengatasi Hotspot iPhone yang Tidak Bisa Digunakan

Selain itu, berbagai platform media sosial memungkinkan kita untuk tetap terhubung kapan saja dan di mana saja, tanpa harus bergantung pada alat komunikasi fisik, seperti telepon rumah atau surat pos. Perubahan ini tidak hanya mempermudah kehidupan sehari-hari, tetapi juga mengubah cara kita bekerja, belajar, dan bersosialisasi. 

Perkembangan teknologi yang berlangsung dengan sangat cepat tentu membawa sebuah perubahan yang besar. Teknologi tidak hanya memudahkan kita dalam berkomunikasi, tetapi juga mengubah cara kita berinteraksi. Rapat yang biasanya harus dilakukan secara tatap muka dapat dilakukan secara virtual. Pengiriman pesan yang dahulu harus menggunakan surat dapat dikirimkan melalui media sosial. 

Segala keterbatasan yang dahulu kita miliki, sekarang dipermudah dengan adanya teknologi. Akan tetapi, hal ini juga mengubah cara kita berkomunikasi. Dahulu, setiap orang akan memanfaatkan waktu pada saat tatap muka dengan maksimal. Mereka akan berkomunikasi dan juga berinteraksi. Sekarang, terdapat banyak orang yang lebih memilih untuk sibuk dengan gawai mereka dibandingkan dengan berinteraksi secara tatap muka. 

Segala hal yang ada di dunia ini selalu memiliki sisi positif dan negatif, sama seperti perkembangan teknologi. Teknologi yang semakin canggih dapat menjadi batu pijakan bagi kita. Di sisi lain, teknologi juga dapat menjadi batu sandungan. Bill Gates, penemu Microsoft, bahkan melarang ketiga anaknya untuk menggunakan gawai sebelum menyentuh umur 14 tahun. Bill Gates melakukan hal ini bukan untuk hal semata. 

Baca Juga |  Mengenal Headset Augmented Reality (AR): Teknologi Masa Depan di Ujung Mata

Akan tetapi, beliau melihat betapa berbahayanya dampak yang dapat ditimbulkan oleh teknologi, dalam kasus ini gawai. Bahkan ketika sudah dibolehkan menggunakan gawai, Bill Gates tetap mengatur waktu penggunaannya dengan ketat. Beliau tidak ingin kehidupan putra dan putrinya terganggu oleh kehadiran gadget yang kerap kali membikin anak sibuk sendiri dan menghabiskan banyak waktu menatap layar. 

Teknologi memang dapat membantu kita untuk terhubung dengan teman dan keluarga yang jauh dengan lebih mudah sehingga membuat jarak antarfisik hampir tidak berarti. Akan tetapi, di sisi lain, kemudahan ini seringkali membuat kita lebih sibuk dengan layar ponsel daripada dengan orang-orang di sekitar kita. Kita menjadi lebih sering mengetik pesan daripada berkomunikasi langsung, dan lebih sering bermain media sosial daripada menikmati kebersamaan secara fisik. 

(*kompasiana.com/Antarpapua.com)

Cek juga berita-berita Antarpapua.com di Google News