Timika, Antarpapua.com – Untuk pertama kalinya dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia, setelah 78 tahun, dalam upacara peringatan HUT RI Ke-78 di Istana Negara, Kamis (17/8/2023) disuguhkan sebuah pemandangan yang sangat menarik.
Dalam upacara peringatan kemerdekaan itu, terlihat pada barisan pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) khususnya pada posisi pembawa baki.
Dia adalah Lilly Wenda, putri asal Provinsi Papua Pegunungan yang dipercaya menjadi pembawa baki untuk menerima Sang Saka Merah Putih dari Presiden RI, Ir. Joko Widodo.
Tak hanya membanggakan nama Provinsi Papua Pegunungan, ia juga mengharumkan nama tanah Papua di kancah nasional. Pasalnya, momen ini merupakan sejarah atas keterwakilan putera-puteri asal Papua, yang dipercayakan membawa baki di istana negara pada peringatan kemerdekaan.
Sebelum memulai upacara bendera, pembawa acara membacakan para petugas yang akan bertugas pada pengibaran Bendera Merah Putih.
Dalam tayangan ulang siaran langsung upacara peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia di istana negara, melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, pembawa acara terlihat membacakan sosok pembawa baki yang berasal dari Papua Pegunungan.
“Lilly Wenda lahir di Wamena tanggal 15 Mei 2007, asal sekolah SMA Negeri 1 Wamena, pengiriman dari Provinsi Papua Pegunungan,” imbuhnya disambut gemuruh tepuk tangan tamu undangan yang hadir.
Momen ini sontak menghebohkan masyarakat tanah air, khususnya dari tanah Papua. Mereka bahkan langsung mengabadikan momen itu dengan mengunggah kembali momen tersebut di platform media sosial.
Sementara itu, selain Lilly Wenda, berikut perwakilan Paskibra dari Tanah Papua yang bertugas di Istana Negara.
Provinsi Papua; Rose Athena Melanesia Nauw dan Millian Sampari Mandowen, Provinsi Papua Papua Barat; Paskalia A. Kubiari dan Muhamad Moreno Aryl Rimosan, Provinsi Papua Barat Daya; Gebby Dimara dan Yan Loi Oktavianus Sanadi, Provinsi Papua Pegunungan; Lilly Indiani Suparman Wenda dan Mahardhika Benhill Wapai, Provinsi Papua Tengah; Kefira Melinda Arsal dan Martinus Arnold Yogi, Provinsi Papua Selatan; Esthi Stevanie Hamadi dan Juan Paulinus Damianus Faya.
