Timika, Antarpapua.com – Pertemuan audiensi antara Forum Pemilik Hak Sulung (FPHS) Tsingwarnop dan Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Tsingwarnop bersama pihak PT Freeport Indonesia (PTFI) berlangsung pada Jumat, 11 Juli 2025. Kegiatan yang bersifat tertutup ini dilaksanakan di ruang Aula Polres Timika Kota, Jalan Cenderawasih, Timika, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan FPHS yakni Ketua Yafet Beanal, Sekretaris Yohan Zonggonau, serta beberapa anggota lainnya. Dari pihak LMA hadir Ketua LMA Arnold Beanal. Sementara itu, PT Freeport Indonesia diwakili oleh Vice President Community Relation, Engel Enoch. Audiensi ini dimediasi oleh pihak Polres Timika Kota dan dipimpin oleh Kapolres Timika yang diwakili oleh Iptu Ilyas dan Iptu Bambang Triatwoko.
Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari pertemuan sebelumnya yang sempat tertunda pada pekan lalu. Agenda utama yang dibahas adalah tuntutan kompensasi dan ganti rugi dari pihak FPHS dan LMA Tsingwarnop kepada PTFI. Meskipun diprakarsai oleh pihak PTFI, pertemuan ini bersifat internal sehingga tidak dihadiri oleh media.
Usai pertemuan, Vice President Community Relation PT Freeport Indonesia, Engel Enoch, menjelaskan bahwa pihaknya terbuka terhadap semua tuntutan yang diajukan.
“Pada prinsipnya, PTFI menerima dan menampung seluruh aspirasi yang disampaikan oleh FPHS dan LMA. Ke depan kami akan mencoba membentuk suatu kolaborasi, namun kami berharap semua usulan tersebut dapat dituangkan dalam bentuk dokumen proposal agar bisa kami pelajari secara mendalam,” ujar Engel.
Ia juga menambahkan bahwa hasil pertemuan hari ini masih akan dibahas secara internal oleh pihak perusahaan.
“Kami akan bawa hasil pembahasan ini ke forum internal PTFI untuk dikaji lebih lanjut, dan tentu akan ada pertemuan lanjutan nantinya,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua FPHS Yafet Beanal menyampaikan apresiasi atas keterbukaan pihak PTFI dan peran kepolisian dalam memfasilitasi pertemuan tersebut.
“Kami berterima kasih kepada PTFI dan Kepolisian Timika karena pertemuan hari ini berjalan lancar. Jujur, sebelumnya kami merasa seperti anak tiri. Tapi hari ini situasi itu berubah. Saya bersama Pak Engel Enoch sepakat untuk membuka ruang kolaborasi,” kata Yafet.
Yafet juga menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mengganggu program-program yang sudah dijalankan antara PTFI dan YPMAK.
“Perlu kami tegaskan bahwa FPHS tidak akan mengintervensi program-program yang sudah ada antara PTFI dan YPMAK, karena itu tidak ada kaitannya dengan tuntutan kami,” pungkasnya. (Redaksi)
