Timika, APN – Dua tahun sudah dr.Leonardus Tumuka menjabat sebagai ketua Yayasan Caritas Timika (YCT), Ia pun akhirnya harus berpisah dengan yayasan tersebut setelah pada 1 Maret 2022 lalu digantikan oleh Antonius Tapipea.
Berbagai hal telah dilakukan pria yang berasal dari Suku Kamoro ini, salah satunya adalah menghadirkan pelayanan bagi pasien BPJS.
“Pertama yang sudah saya lakukan adalah, suda mendorong sampai dengan hadirnya BPJS sehingga pasien umum bisa memperoleh BPJS dan pasien juga bisa mengakses di Rumah Sakit Umum Mitra Masyarakat (RSMM), maupun di Klinik Mitra Masyarakat, di Klinik Mitra Masyarakat itu masyarakat bisa akses kesehatan dengan BPJS,” katanya saat dihubungi oleh APN, Rabu (2/3/2022).
Selain itu, ia juga berhasil menekan biaya operasional yang sempat dikeluhkan oleh donatur menjadi semaksimal mungkin.
“Persoalan tentang operasional yang tinggi, selama ini dikeluhkan oleh pihak donatur, itu kita sudah tekan sampai dengan proses normal atau lebih baik lagi,” ungkapnya.
Pada masa kepemimpinanya juga seorang putra daerah diangkat menjadi wakil direktur Rumah Sakit.
Leo mengaku pada awalnya kesulitan untuk memimpin YCT sebab Ia yang juga bagian dari manajemen PT Freeport yang harus memimpin yayasan yang mengelola dana perusahaan melalui Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK).
“Posisi saya di yayasan caritas itu hanya dipinjamkan dari PTFI karena tidak ada kandidat yang mumpuni waktu itu, sehingga Keuskupan mencari kandidat asal suku Kamoro agak susah waktu itu, akhirnya yang kelihatan ada saya, jadi akhirnya saya diminta untuk bantu dulu,” tuturnya.
Izin kata Leo akhirnya diberikan kepadanya untuk mengelola yayasan yang akhirnya dia pimpin selama dua tahun tersebut.
“Tapi waktu itu karena posisi di pekerjaan itu masih belum terlalu besar jabatannya, tanggung jawab juga belum terlalu besar sehingga masih diberikan semacam ijinlah untuk membantu atau menjadi pimpinan YCT,” jelasnya.
Kebersamaan Leo bersama dengan Yayasan yang dua tahun ini digandrunginya pun harus berakhir saat PTFI memintanya kembali.
“adanya perubahan komposisi dalam sistim organisasi perusahan, saya salahsatunya yang berubah dan diminta oleh Management PTFI di promosikan sebagai Pimpinan Community Liaison Officer (CLO) untuk dataran rendah,” jelasnya.
Leo menyampaikan tantangan yang dihadapi saat memimpin RSMM adalah proses pelayanan masyarakat 7 suku (fokus pada Amungme dan Kamoro), karena pelayanan yang diberikan harus berbeda, sebab karena karakter masyarakatnya, sehingga pelayanan dapat diberikan dengan maksimal.
“Fasilitas kesehatan yang dibangun itu usianya sudah lama, jadi butuh banyak hal yang perlu diganti yaitu infrastrukturnya, peralatan, pelayananya termasuk fasilitas-fasilitas penunjang medis yang bisa meningkatkan, atau memperlancar proses pelayanan kesehatan,” kata Leo.
Komunikasi dengan pihak stakeholder dalam hal pengalokasian dana menurut Leo juga perlu diperhatikan agar pembenahan terus dapat dilakukan.
“Kita bekerja dibidang kesehatan ini tidak sama dengan perusahaan-perusahan lain, fokusnya beda, yaitu bagaimana caranya komunikasikan pandangan kita pada mereka – mereka yang menjalankan profesinya itu, jadi perlu membangun komunikasi yang baik karena didalam itu orang – orang baik semua dan jangan lupa memperoleh saran dan masukan sehingga dengan adanya saran dan masukan bisa menata lebih baik lagi pelayanan kesehatan kita pada masyarat Amungme Kamoro dan 5 kerabat suku yang lain serta masyarakat Mimika yang datang berobat di RSMM,” tutup Leo.