Pimpinan Makodap III Kalikopi Hengki Wamang Adalah Pengatur Strategi Perang dan Propaganda

Antar Papua

Timika, antarpapuanews.com – Kepolisian Resor Mimika dan Kodim 1710/Mimika menggelar press rilis terkait keberhasilan satgas saat melakukan penindakan terhadap Hengki Wanmang pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Markas Komando Daerah Papua (Makodap) III wilayah Kali Kopi, Minggu 16 Agustus lalu.

Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gde Era Adhinata mengungkapkan, pihaknya pada tanggal 16 Agustus lalu sekira pukul 06.00 WIT, melalui satgas TNI Polri yang bertugas mengamankan area PT Freeport Indonesia berhasil melakukan penegakan hukum terhadap Hengki Wanmang yang merupakan pimpinan kelompok bersenjata yang berada di Makodap III wilayah Kali Kopi.
Dimana pada saat itu Hengki Wanmang bertemu dengan tim satgas di markasnya namun dengan terpaksa tim melakukan penegakan terhadap Hengki karena yang bersangkutan dengan senjatanya menembak anggota.

Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gde Era Adhinata dan Dandim 1710/Mimika Letkol Inf. Yoga Cahya Prasetya saat memperlihatkan BB yang diamankan (foto: Mercy/antarpapuanews.com)

Tidak mau mengambil resiko, tim langsung melakukan penegakan tegas dan terukur terhadap Hengki saat itu dan anak buahnya melarikan diri. Selanjutnya tim melakukan penggeledahan di markas tersebut.

Saat dilakukan evakuasi, heli yang mengangkut personil satgas ditemak oleh kelompok bersenjata dari arah ketinggian sehingga pilot yang membawa heli memutuskan tidak kembali untuk melakukan evakuasi terhadap personil.

“Tanggal 16 Agustus kemarin satgas melakukan penegakan hukum terkait keberadaan saudara Hengki Wanmang yang diketahui beliau sementara ini menjadi pimpinan Makodam III Kalikopi,” kata Kapolres saat pres rilis di Sentra Pelayanan Polres Mimika, Selasa (18/8).

Ia menjelaskan, Hengki Wanmang merupakan target opersasi penindakan oleh satgas dengan sejumlah aksi teror diarea PT Freeport Indonesia, pihak keamanan berhasil menangkapnya, berdasarkan informasi dari sumber terkait keberadaannya.

“Ini melalui proses yang panjang, tentunya hal ini bukan hanya penyelidikan oleh kita, tapi banyak bantuan informasi-informasi dari masyarakat dan agen-agen kita, sehingga kita dapat memastikan dimana keberadaan saudara Hengki Wanmang yang menjadi operasi kita. Kita menemukan lokasi keberadaan markas tersebut, sehingga kita merencanakan untuk melakukan penegakan hukum, dimana markas tersebut tidak jauh dari markas Kalikopi yang lama yang pernah kita duduki tahun 2018 bulan Maret namun tidak menemukan siapa-siapa disana, cuma kita temukan makam dari Teni Kwalik, sementara itu untuk mencapai ke markas yang baru ini, kita butuhkan waktu yang lama yaitu 4 hari,” jelasnya.

Sementara itu, Dandim 1710/Mimika Letkol Inf. Yoga Cahya Prasetya mengajak, seluruh masyarakat yang berbeda ideologi untuk bisa kembali kepangkuan NKRI dan Bersama-sama membangun Indonesia, membangun Papua agar Papua bisa maju seperti daerah lain yang ada di Indonesia.

“Kita selalu mengajak seluruh masyarakat yang ada diatas ayo turun kebawa kita pemerintah, kita bangun daerah ini, kita bangun Timika ini dengan baik, jika tidak didasari dengan keamanan pembangunan tidak akan berjalan dengan baik,” kata Dandim.

Sebelumnya dalam pres rilis Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gde Era Adhinata sempat memaparkan sepak terjang Hengki Wanmang pimpinan kelompok bersenjata Kali Kopi yang mana berdasarkan data yang dimiliki pihak keamanan menunjukan bahwa sejak tahun 2009 sampai bulan April 2020 terdapat 417 rangkaian penembakan, baik teror penembakan maupun terjadi kontak tembak antara kelompok bersenjata dengan pihak TNI Polri.

Dari data yang dirilis menyebutkan penembakan yang paling sering dilakukan terjadi ditahun 2011 pada saat itu masih dipimpin oleh Kelik Kwalik, yang mana dari hasil penembakan tersebut diketahui bahwa terdapat 302 korban baik yang meninggal maupun yang mengalami luka tembak sejak tahun 2009 sampai tahun 2020, terdapat 190 korban luka tembak selama rentan waktu 11 tahun atau dari tahun 2009 sampai tahun 2020 yang meninggal.

Kelompok Kali Kopi juga melakukan beberapa kali penembakan, dan salah satu yang paling menonjol adalah penembakan orang asing Brent dan juga penembakan yang mengakibatkan meninggalnya salah satu petinggi Freeport yaitu almarhum Haris Siregar dan Daniel Mansawan yang eksekutornya adalah penembak Kalikopi.

Dalam rilisnya, Kapolres menjelaskan kemampuan Hengki Wanmang sebagai pengatur strategi perang dan propaganda yang diunggulkan oleh kelompok kalikopi karena intelektualnya, yang mana yang bersangkutan merupakan mantan lulusan S1 Stikom dan sebelumnya menjabat sebagai sekertaris di Makodam III Kali Kopi, sehingga terkait pemberitaan dan jumpa pers itu Hengki Wanmang yang ditonjolkan.

Setelah meninggalnya Theni Kwalik peran Hengki Wanmang menjadi sentral yaitu menjadi pimpinan Makodam III Kali Kopi, dalam aksinya Hengki Wanmang terlibat dalam merencanakan dan memimpin aksi penyanderaan tahun 2017 dikampung Kimbeli dan Banti, yang mana saat itu masyarakat baik Papua, non Papua dan karyawan yang berada dikimbeli dan Banti disandra oleh kelompok bersenjata Hengki Wanmang, tidak hanya itu, ia juga terlibat dalam beberapa aksi pembakaran seluruh Id card PT Freeport dan memprovokasi masyarakat untuk tidak melakukan aktifitas kembali.

Namun ia pernah di tangkap tahun 2009 lalu saat itu perannya di Makodam III Kali Kopi belum menonjol.

Pasca pembebasan Sandra oleh pihak TNI Polri dibawa pimpinan Kapolda Papua saat itu Irjen Pol Boy Rafli Amar dan Pangdam XVII/Cendrawasih saat itu Mayjen TNI George Enaldo Supit dan juga Asops Kapolri, namun sebelumnya kelompok Kali Kopi saat penyanderaan sempat membakar sejumlah fasilitas umum seperti sekolah dan RS di Banti dan kantor yang berada disana tanggal 24 Maret 2018.

Kurang lebih setahun pasca penyanderaaan, tidak ada aksi yang dilakukan oleh kelompok Hengki, namun hengki Wanmang diketahui meminta bantuan dari Kelompok Bersenjata yang memiliki hubungan dengan Makodam III Kali kopi untuk bersama-sama melakukan gangguan keamanan di area Freeport, yang mana pada saat itu terjadi deklarasi yang dipimpin langsung oleh Goliat Tabuni sebagai juru bicara.

Dari kesepakatan tersebut beberapa KKB bergerak bersama menuju Tembagapura yang dipimpin oleh Lekagak Telenggen sebagai kepala operasi.

Salah satu kelompok Makodam Kalikopi yang ikut deklarasi tersebut adalah Hengki Wanmang bersama dengan rekannya untuk menyiapkan tempat, bahan makanan (bama) dan lain-lain untuk menerima kedatangan rombongan kelompok bersenjata pimpinan Lekagak Telenggen. Diantaranya ada kelompok Lekagak Telenggen, Militer Murib, Obet Magai, Sabinus Waker, dan kelompok dari anak-anak Ayub Waker, mereka bersama-sama datang ke Tembagapura untuk mengadakan berapa rangkaian aksi penembakan. (mrc)

Cek juga berita-berita Antarpapua.com di Google News