Timika, APN – PT Freeport Indonesia (PTFI) membantu pengerjaan perbaikan infrastruktur jalan, tanggul, dan parit yang menghubungkan Dusun pertanian Tagabukarat dengan Dusun Tagabera di wilayah Distrik Tembagapura yang rusak akibat curah hujan tinggi sejak bulan Februari 2021 lalu. Pengerjaan perbaikan ini dilakukan selama 21 hari sejak tanggal Kamis (6/5) dan rampung pada Rabu (27/5) atas kerjasama dari berbagai pihak.
Secara geografis, Kampung Banti terletak sekitar 5 KM dari kota Tembagapura, dengan penduduk sekitar 250 warga, terdiri dari Dusun Tagabera dan Dusun pertanian Tagabukarat.
Berdasarkan keterangan pers yang diterima antarpapuanews.com, Senin (31/5/2021). Bencana longsor di Kampung Banti terjadi pada awal Maret 2021 lalu, PTFI yang menerima laporan dari tim Departement Community Affairs yang bertugas di area Kampung Banti, kemudian melakukan koordinasi dengan Kepala Distrik Tembagapura, selanjutnya mengerahkan Tim Civil Geotech PTFI untuk melakukan pemantauan kerusakan di lokasi guna memonitor dampak dan resiko bencana susulan di akses jalan yang terputus.
“PTFI melakukan pekerjaan perbaikan infrastruktur ini berkoordinasi dengan pemerintah melalui Kepala distrik Tembagapura dan kepala kampung. Akses jalan itu, rusak akibat tertutup lumpur karena longsor, jadi diperbaiki agar kembali dapat digunakan warga dengan aman”, kata Nathan Kum selaku Vice President Community Relations PTFI.
Menurut Nathan, perbaikan ini merupakan komitmen perusahaan dalam hal berkontribusi menggerakkan perekonomian masyarakat disekitar wilayah kerja perusahaan.
“Ini merupakan kolaborasi PTFI, Pemerintah setempat, masyarakat, bersama aparat keamanan TNI/Polri”, ungkapnya.
Dalam keterangan pers tersebut disebutkan jika Pekerjaan dimulai sejak Kamis (6/5) setelah Tim Community Affairs meminjam alat berat CAT Excavator 330 dari Tim Fleet Management. Tim Community Affairs juga melakukan kajian awal bersama Tim Geo Engineering-Civil Geotech untuk melakukan aerial inspection dan inspeksi langsung ke lapangan.
“Tentunya tim juga melakukan koordinasi internal di PTFI didukung personel Polsek Tembagapura bersama Satgas. Mobilisasi karyawan yang turun dan naik ke Banti menggunakan bus anti peluru yang biasa dipakai oleh Satgas TNI dan BRIMOB yang bertugas di Banti,” Jelas Nathan.
Superintendent Community Infrastructure PTFI Rolly Nelwan, medan yang ekstreme menjadi tantangan utama dalam melakukan pekerjaan di Kampung Banti. Curah hujan yang tidak menentu, jarak pandang yang terbatas karena kabut, resiko gangguan keamanan, serta potensi kerusakan alat adalah kejadian sehari-hari dalam pengerjaan proyek ini.
“Alat berat setiap 3 hari harus naik dan turun untuk melakukan pengisian bahan bakar solar di pintu masuk kampung Banti karena pintu masuk area PTFI berjaraknya sekitar 7 KM dari lokasi pengerjaan. Tetapi pekerjaan bisa selesai tepat waktu sesuai dengan rekomendasi yang sudah dibuat oleh Tim Geo Engineering-Civil Geotech PTFI,” ujarnya.
Potensi gangguan keamanan kata Rolly juga selalu menjadi perhatian dari Satgas TNI/POLRI yang bertugas mengawal pengerjaan di Kampung Banti. Tim yang melakukan pembuatan tanggul dan parit untuk mengalirkan air limpasan dibawah tebing yang longsor tetap dalam penjagaan ketat dari pihak keamanan Satgas TNI/Polri.
Sementara itu, Kepala Distrik Tembagapura, Thobias Yawame, mengapresiasi perbaikan yang dilakukan oleh PTFI. Ia juga menyebut perbaikan yang dilakukan merupakan wujud pembangunan infrastruktur pasca Kampung Banti sempat ditinggalkan oleh warga selama kurang lebih satu tahun.
“Kami menghargai peran aktif perusahaan Freeport yang telah memperbaiki kerusakan ini sehingga akses jalan ini bisa kembali dimanfaatkan oleh masyarakat di wilayah sekitar perusahaan,” kata Thobias.
Thobias menambahkan, adanya perhatian serius yang sudah diberikan Freeport kepada warga 3 dusun di kampung Banti, sangat berarti, setelah kurang lebih satu tahun lamanya masyarakat turun, hingga menyebabkan kondisi rumah banyak yang rusak.
“PTFI ini selalu memperhatikan masyarakat meskipun tidak langsung 100 persen, tetapi bertahap,” tegasnya.
Kepala kampung Banti II, Demi Natkime menyambut positif perbaikan infrastruktur yang dilakukan pihak perusahaan, seperti pembersihan tanah longsor, pembangunan tempat tinggal tenaga kesehatan (Nakes), pendampingan ekonomi, akses listrik, hingga rumah sakit dan sekolah yang dulu pernah dibangun PTFI.
“Ya, kami sangat terbantu oleh bantuan Freeport yang sudah menurunkan alat berat perbaiki tanggul dan jalan, ini merupakan sarana vital sehari-hari warga dua dusun ini. Kemarin mama-mama (ibu-ibu) merasa senang, kemarin juga ada berdoa syukur di gereja karena akses jalan sudah dapat dilalui, harapannya, PTFI bisa terus mendukung Pemda dalam berbagai kegiatan pemulihan Banti secara bersama-sama,” ucapnya. (aji-cr01/*)