PT LPM dan Hiruk Pikuk Sampah-Sampah Anorganik di Mimika

Antar Papua
Tempat operasional PT Lintas Papua Mandiri (LPM) di Jl. Hassanudin, Irigasi Ujung. (Foto: Wahyu/APN).

Timika, APN – PT Lintas Papua Mandiri (LPM) menjadi salah satu bank sampah terbesar di Mimika, yang didirikan atas kegelisahan seorang pria paruh baya bernama Ilham, tentang tercemarnya lingkungan di Kabupaten Mimika akibat sampah.

Menurut Ilham, untuk mewujudkan lingkungan hidup yang bersih dan sehat maka perlu adanya edukasi, kesadaran serta kerja sama semua pihak, dalam melestarikan lingkungan hidup di Mimika yang bersih dari sampah.

Namun, dari tahun ke tahun masalah tentang sampah tak kunjung usai, bahkan semakin tidak teratasi.

Atas kegelisahan itu, Ilham yang juga merupakan seorang pengusaha itu bertekad mendirikan sebuah perusahaan beralamat di Jl. Hassanudin, Irigasi Ujung, yang dapat mengakomodir sampah-sampah di Kabupaten Mimika, juga untuk melestarikan kebersihan lingkungan.

Perusahaan yang didirikan Ilham ini sudah beroperasi sejak setahun yang lalu, dan memiliki sebanyak 20 orang karyawan. Perusahaan ini juga telah banyak berkontribusi dalam mengurangi tercemarnya lingkungan di Kabupaten Mimika dari sampah, meskipun harus menguras banyak dari isi dompet, serta omset yang tidak sebanding dengan biaya operasional.

Mereka juga telah banyak bermitra dengan toko-toko, retail-retail besar dan masyarakat untuk mengadopsi kembali sampah-sampah, menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis meskipun tidak diproduksi di Mimika.

“Kami sudah produksi uji coba dan sudah pengiriman. Kurang lebih sudah 30 kontainer yang kita sudah kirim sampah-sampah dari Timika untuk didaur ulang di Jawa (Surabaya),” ujar Ilham kepada wartawan, saat ditemui di tempat Operasional PT LPM, Senin (5/6/2023).

Baca Juga |  Tonase Sampah Timika Naik di Musim Kampanye

“Kita harus kejar Adipura untuk Kabupaten Mimika,” tambahnya.

PT LPM beroperasi setiap harinya mulai pukul 08.00.WIT hingga pukul 18.00 WIT.

Kata Ilham, dalam sehari, PT LPM dalam satu hari biasanya menampung sebanyak 2 ton karton bekas dari masyarakat maupun kios, toko, retail-retail besar lainnya hingga organisasi dan komunitas peduli lingkungan yang sudah bermitra. Sedangkan dari masyarakat dan kios-kios diangkut sebanyak-banyaknya dikumpulkan.

“Jadi mereka (toko dan retail-retail) itu sudah tidak buang sampahnya, langsung mereka kontak kami untuk jemputan. Kalau dia sudah numpuk di tempatnya langsung kami jemput,” kata Ilham.

Tak hanya karton bekas, ada juga jenis sampah anorganik lainnya seperti kaleng bekas, botol plastik, karatan dan beberapa jenis sampah anorganik lainnya yang ditampung, kemudian dibersihkan, dipadati sebelum akhirnya dikirim ke luar Mimika. Seperti Surabaya dan daerah-daerah Jawa lainnya berdasarkan permintaan.

Sampah-sampah tersebut akan melalui tahapan pengumpulan, pembersihan, pencacahan (dipotong) hingga dipadatkan (dipress) hingga mencapai target untuk dikirim.

Dari masing-masing item, untuk karton bekas ditargetkan 60 ton dalam satu bulan sebelum dikirim. Untuk botol-botol plastik ditargetkan satu ton dalam dua bulan, sedangkan untuk kaleng-kaleng aluminium bekas ditargetkan 15 ton dalam 2 bulan sebelum dikirim.

Ilham mengungkapkan, khusus untuk botol bekas menjadi salah satu item yang paling lama proses pengumpulannya. Botol bekas sendiri untuk mencapai target, PT LPM harus mengumpulkan selama 2 bulan.

Baca Juga |  Sampah Bisa Bernilai Ekonomis

Sementara itu, kata Ilham biaya operasional perusahaan miliknya itu sangat melebihi omset perusahaan. Oleh karena itu ia berharap pemerintah dapat bersinergi bersama dengan perusahaan miliknya, sehingga dapat memberantas sampah di Kabupaten Mimika.

Apalagi yang memberatkan adalah biasa ekspedisi pengiriman barang yang meroket, dari Mimika Papua Tengah ke wilayah Indonesia Barat.

Oleh karena itu Ilham berharap akan ada subsidi transportasi dari pemerintah, untuk membantu meringankan biaya operasional. Apalagi, niat baik perusahaan demi kepentingan umum di terkait kebersihan lingkungan di Kabupaten Mimika.

“Tetap kita bersama-sama bersinergi dengan masyarakat. Mari kita membangun Mimika ini supaya bersih dan berseri supaya bisa dapat Adipura. Banyak saudara-saudara kita yang mengabaikan (kebersihan lingkungan) padahal ini dampaknya sangat besar,” tandas Ilham.

Sementara itu, Inisiator Komunitas Peduli Lingkungan Hiidup Kabupaten Mimika, Yeri Nawipa dan Inisiator Grup Putri Khayangan, Baharudin yang juga merupakan mitra dari PT LPM saat ditemui di tempat pengolahan sampah anorganik PT LPM juga memiliki tanggapan yang sama.

Bagi mereka, untuk mewujudkan lingkungan hidup yang bersih dan sehat di Kabupaten Mimika tentu membutuhkan waktu, tenaga serta kerja keras dan kerja sama semua pihak.

Mereka juga mengajak masyarakat untuk sadar akan pentingnya lingkungan bersih dan sehat di Mimika.

Cek juga berita-berita Antarpapua.com di Google News