Timika, Antarpapua.com – PT Freeport Indonesia (PTFI) mendukung logistik sebayak dua ton, untuk korban bencana kelaparan akibat cuaca ekstrim di Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Bantuan ini diserahkan langsung oleh Direktur PTFI, Claus Wamafma kepada Plt Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Adrianus Alla di Gudang Transit, Jalan Leo Mamiri, Rabu (26/7/2023).
Claus Wamafma mengatakan, bencana yang terjadi di Kabupaten Puncak bukan baru bagi PTFI untuk memberikan bantuan, dengan berbagai kejadian di kabupaten tetangga sekitar area operasi Freeport.
Kata Claus, untuk Distrik Agandugume pernah terjadi hujan es dan masyarakat gagal panen, hingga kekurangan bahan makanan yang terjadi pada tahun 2015 dan kini hampir sama.
“Kami sudah menerima informasi tentang kejadian ini, dan langsung merespons dengan memberikan apa yang bisa dibantu,” ujar Claus kepada Antarpapua.com.
Ia mengatakan, saat ini dari Kemensos juga telah memberikan perhatian kepada masyarakat, yang terkena dampak akibat cuaca ekstrim.
“Saya harap bantuan ini bisa segera sampai ke lokasi agar bisa digunakan oleh masyarakat di Kabupaten Puncak,” katanya.
Claus berjanji akan terus mengikuti perkembangan di Kabuapten Puncak, agar kedepan bisa memberikan bantuan lebih dari saat ini,” tuturnya.
Sementara Plt Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Adrianus Alla mengucapkan terima kasih kepada kepada PTFI, karena telah memberikan bantuan kepada warga terdampak bencana kelaparan.
Saat ke lokasi untuk mengirim logistik kata Adrianus, tenyata ada tiga distrik yang terdampak yakni Distrik Agandugume, Lambewi dan Oneri.
“Terima kasih atas dukungan PTFI dan semua pihak, atas bantuan kemanusiaan yang dialami warga Kabupaten Puncak,” katanya.
Lanjutnya, semua bantuan baik dari Panglima TNI, Kemensos, PTFI dan lainnya di-droping menggunakan helikopter milik TNI-AU dan pesawat jenis Caravan.
Di sana sudah ada gudang milik pemerintah distrik yang menampung logistik yang dikirim dari Timika, karena jarak tempuh dari lokasi bencana sangat jauh.
“Semoga segera tersalurkan kepada warga terdampak. Di bandara Sinak ke lokasi juga sangat jauh, dan bisa ditempuh selama dua hari jika jalan kaki,” ucapnya.
(Penulis : Acel | Editor : Sianturi)