Timika, APN – PT Freeport Indonesia secara resmi menyerahkan sertifikat Apprentice program kepada 18 peserta, pada Jumat (4/6/2021).
Penyerahan sertifikat kelulusan Program Apprentice angkatan ke-2 tahun 2021 dilakukan oleh Soleman Faluk selaku pimpinan Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) bersama dengan perwakilan dari manajemen PTFI kepada para lulusan program Apprentice di ruang Serbaguna IPN, LIP-Kuala Kencana.
Dalam keterangan pers yang diterima antarpapuanews.com Apprentice Program merupakan salah satu program gagasan PT Freeport Indonesia (PTFI) melalui Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN).
Program pemagangan di lPN dirancang untuk memberikan kesempatan kepada para peserta untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk memperoleh pekerjaan, yang mencakup posisi kejuruan dan operator di lingkungan kerja PTFl dan perusahaan kontraktor. Namun tidak ada jaminan bahwa mereka akan secara otomatis diterima bekerja dan juga tidak ada kewajiban untuk mereka harus bekerja di PTFI.
Program ini sendiri dilakukan tiga tahun dimana tiga hingga empat bulan merupakan pelatihan di luar tempat kerja setiap tahun dan delapan bulan dalam bentuk pelatihan di tempat kerja. lPN pun selalu memonitor kedua metode pengembangan ini, sementara setiap siswa mengikuti modul-modul Program Pemagangan. Program Pemagangan IPN mematuhi peraturan Departemen Pertambangan dan Departemen Tenaga Kerja lndonesia.
Pimpinan IPN Soleman Faluk mengatakan bahwa institut tersebut telah hadir sejak 2003 dan telah memberikan kesempatan kepada lebih dari 40.000 putra-putri untuk melaksanakan magang dalam Program Apprentice.
“Hingga saat ini, sekitar 70 persen lebih lulusan telah menjadi karyawan PT Freeport Indonesia, privatisasi dan kontraktor. Selebihnya ada yang berkarir sebagai Aparat Sipil Negara (ASN), wirausaha dan di perusahaan lain. Persentase tersebut, menunjukkan keberhasilan program Apprentice yang dilaksanakan oleh PT Freeport Indonesia,” jelasnya.
Lanjutnya, Program Apprentice Angkatan ke-2 yang dilakukan telah menerapkan komitmen komposisi 80% untuk dua suku (Suku Amungme dan Suku Kamoro) dan 20% untuk lima suku kekerabatan dan Papua lainnya, dengan penerapan tersebut menurutnya merupakan suatu langkah positif dan komitmen nyata PTFI melalui IPN dalam upaya meningkatkan kualitas SDM Papua dan memberikan kesempatan kepada anak-anak dari dua suku pemegang ulayat dan lima suku kekerabatan, serta Papua lainnya untuk dapat bersaing dan sukses di dunia kerja.
Selama program siswa tidak dikenakan biaya apapun. PTFI melalui IPN juga menyediakan semua kebutuhan belajar siswa seperti uang saku, biaya transport, layanan kesehatan, perlindungan keselamatan, serta fasilitas pendukung belajar lainnya.
“Harapan dari IPN adalah jika kelak para lulusan ini telah menjadi bagian dari perusahaan, wirausaha atau pegawai pemerintahan sebagai Aparat Sipil Negara (ASN), agar tetap menjaga nama baik Institut Pertambangan Nemangkawi,” Katanya.
Vice President Community Relations Nathan Kum menyampaikan harapannya agar para lulusan IPN dapat fokus memperhatikan dan menyesuaikan diri dengan karir profesional dalam menghadapi gejolak dunia usaha.
Menurut Nathan, salah satu karir profesional adalah menaati peraturan yang ada dalam perusahaan agar dapat mencapai kesuksesan. Selain itu, pesan kepada para lulusan Apprentice untuk terus meningkatkan pengetahuan, keahlian serta perilaku yang baik agar dapat berhasil dan menjadi kebanggaan Institut Pertambangan Nemangkawi serta perusahaan.
“Salah satu kunci sukses itu adalah disiplin, disiplin waktu, disiplin menjalankan tugas dengan baik dan benar,” ungkapnya.
Seorang tokoh masyarakat suku Kamoro Leonardus Tumuka, yang turut hadir dalam acara tersebut menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada PTFI dan IPN yang telah memfasilitasi anak-anak muda asli Papua melalui Program Apprentice ini. Menurutnya hal ini harus ditanggapi baik oleh masyarakat yang mana dari program ini membuka kesempatan luas bagi anak-anak muda Papua untuk mengasah kemampuan untuk bersaing dengan anak anak muda yang lain. Disamping itu program ini memberikan kesempatan yang baik bagi masyarakat asli Papua untuk bekerja di perusahaan, baik itu Freeport, kontraktor maupun privatisasinya.
Program Apprentice Angkatan ke-2 ini dimulai pada bulan Oktober 2019. Jumlah siswa peserta pada awal pembukaan program sebanyak 38 siswa dengan komposisi 80% (30 siswa) adalah dari suku Amungme dan suku Kamoro, 8 siswa dari lima suku kekerabatan. Pada akhir bulan Maret tahun 2020 kegiatan program pelatihan sempat dihentikan sementara karena Pandemi Covid-19. Pada bulan Oktober 2020 program kembali dilanjutkan.
Dalam perjalanan program pengembangan hingga akhir program, 10 siswa kini telah mendapatkan pekerjaan, 10 siswa dikeluarkan dari program karena masalah absensi dan mengundurkan diri, dan 18 siswa berhasil lulus. Tujuh siswa dari 10 siswa yang telah mendapatkan pekerjaan adalah dari suku Amungme dan suku Kamoro. 18 siswa yang mengikuti penamatan masing-masing terdiri dari jurusan Mechanic sebanyak 6 siswa, Operator 3 siswa, Welder 2 siswa, Electric 7 siswa, 6 diantaranya adalah siswa perempuan. Dari ke-18 siswa yang mengikuti penamatan ini 16 siswa diantaranya telah dijadwalkan untuk interview di beberapa perusahaan kontraktor. (Aji-cr01/***)