Timika, Antarpapua.com – Ratusan umat Katolik Stasi St. Petrus SP 1, Paroki Sempan, Keuskupan Timika, mengikuti misa Rabu Abu untuk memulai masa puasa dan pantang yang menandai awal masa Prapaskah, Rabu (5/3/2025).
Masa Prapaskah adalah masa persiapan menyambut hari raya Paskah, hari kebangkitan Yesus Kristus pada hari Minggu Paskah ditandai dengan puasa dan pantang sebagai bentuk pertobatan dan pendekatan diri kepada Tuhan.
Dalam Gereja Katolik, Rabu Abu menjadi awal perjalanan tobat selama 40 hari sebelum hari raya Paskah. Rabu abu menjadi menjadi momen penting bagi umat Katolik untuk merenungkan perjalanan spiritual menuju perayaan kebangkitan Yesus Kristus.
Pada hari ini, umat Katolik di seluruh dunia menerima abu dalam misa kudus. Dimana abu yang akan dibubuhkan di dahi oleh Romo atau pro diakon ini berasal dari pembakaran daun palma pada Minggu Palma tahun sebelumnya yang sudah diberkati.
Pastor atau Romo akan membuat tanda salib di dahi dengan abu sebagai tanda pertobatan dan mengakui bahwa manusia itu rapuh.
Nampak ratusan umat Katolik di stasi St. Petrus SP 1 Paroki Sempan mengikuti misa Rabu Abu dengan penuh khidmat dan khusyuk di gereja St. Petrus.
” Ini sebagai bagian dari tradisi umat Katolik dalam memulai perjalanan spiritual dimana masa yang penuh pertobatan dan pembaharuan diri untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.”
Pater Broery, OFM, imam Katolik Keuskupan Timika, mengatakan dalam kotbahnya bahwa masa puasa dan pantang dalam ajaran Katolik bukan sekedar menahan lapar dan haus tetapi juga lebih kepada pengendalian diri dan memperbaiki hubungan dengan Tuhan.
Ia juga mengajak umat untuk senantiasa memaknai kehadiran Tuhan dalam hidup sehari-hari, serta menyalurkan Rahmat Tuhan kepada sesama, saling berbagi dengan sesama terutama mereka yang membutuhkan.
Salah seorang umat, Ferdy (41) mengaku terharu mengikuti misa Rabu Abu ini, katanya hampir beberapa tahun tidak pernah masuk gereja. Ia mengaku sangat bahagia bisa kembali lagi ke gereja dan menerima abu sebagai bentuk pertobatannya.
” Saya tidak bisa berkata apa-apa, saya hanya ingin bertobat dan menyesali segala salah dan dosa saya selama ini, semoga saya bisa menjalankan masa puasa dan pantang ini dengan baik,” ucapnya usai menghadiri misa.
40 hari kedepan, semoga menjadi momen yang baik menjalankan masa puasa dan pantang dengan hati yang lebih bersih, penuh penyesalan dan tekad yang kuat untuk memperbaharui diri dalam iman, amal dan perbuatan. (Lyddia Bahy).