Reses, Nurman Jaring Aspirasi Warga dari 3 Kampung Pesisir

Antar Papua
Anggota Komisi B DPRD Mimika, Muh. Nurman S. Karupukaro saat bertemu warga dalam rangka reses II masa sidang III Dapil VI, di Kampung Aika Wapuka. Kamis, (20/10/2022). (Foto: Wahyu/APN).
Advertisements
Advertisements
Advertisements
Advertisements

Timika, APN – Reses tahap II, Anggota Komisi B DPRD Mimika dari Dapil VI, Muh. Nurman S. Karupukaro mendatangi tiga kampung di Distrik Mimika Tengah yaitu Kampung Mioko, Kampung Aika Wapuka dan Kampung Keakwa selama 2 hari, Kamis (20/10) hingga Jumat (21/20/2022).

Warga yang antusias serta rindu akan kedatangannya lantas menyambut hangat putra kebanggaan Kamoro tersebut.

Pada kesempatan itu, Nurman mendulang banyak aspirasi dari masyarakat. Baik dari sisi pembangunan infrastruktur kampung, pendidikan, kesehatan, jalan, rumah hingga air bersih. Bahkan, ada juga warga masyarakat yang mengusulkan pemekaran, yakni warga Kampung Aika Wapuka dan Kampung Keakwa.

“Kampung pertama Mioko dengan permasalahan perumahan juga, kemudian jalan, tingkat kesejahteraan masyarakat yang masih belum mumpuni, nah itu yang menjadi salahsatu bagian yang menjadi prioritas kita, 2023 perumahan disitu mungkin sudah ada lagi kita kasih masuk, diusul 2023, kalau untuk masalah jalan sementara dikerjakan, mudah-mudahan tahun ini kalau tidak ada halangan bisa tembus sampai di depan kampung, kemudian masalah telekomunikasi sudah dibangun tiang pemancarnya tapi mungkin masih kendala operasional dia punya piring atau apa itu, mudah-mudahan tahun ini berjalan,” kata Nurman kepada antarpapuanews.com, Kamis (20/10/2022).

Selain menjaring aspirasi, Nurman juga meninjau beberapa fasilitas yang tahun lalu diusulkan warga dalam agenda yang sama melalui pokirnya dan telah terealisasi di Kampung Mioko dan Kampung Aika Wapuka, seperti pembangunan gereja, jalan hingga sekolah dan beberapa infrastruktur lainnya.

“Beberapa yang tahun lalu diminta sudah terlaksana, dan tahun 2023 kedepan itu sudah ada perencanaan kita juga khusus untuk jembatan penyeberangan dari Mioko ke sebelah (Aika Wapuka dan Keakwa), kalau status sekolah itu dari dulu memang milik Yayasan Katolik, nanti kita koordinasi dengan Yayasan Katolik seperti apa dalam hal pemenuhan hak dan sebagainya supaya kita bisa bantu dari pemerintah,” tutur Nurman.

Yang menjadi keluhan dari sarana prasarana pendidikan di tiga kampung tersebut cukup sama. Di SD YPPK Santo Blasius Mioko contohnya, berdasarkan data yang dikantongi dari salahsatu guru di sekolah tersebut, yakni Arpa Elisabet Banne mengungkapkan, sekolah tersebut masih mengalami ketertinggalan, para guru seringkali kesulitan untuk memaksimalkan tugas dan tanggungjawabnya lantaran minimnya fasilitas pendukung seperti printer dan laptop.

Hal itu menyebabkan para guru harus bekerja serba manual. Misalnya seperti hendak menyusun soal-soal ujian ataupun mengurus berkas-berkas administrasi lainnya. Selain itu, buku-buku dan kursi untuk menunjang proses belajar mengajar di sekolah tersebut juga sangat memprihatinkan, honor para guru kontrak pun patut dipertanyakan.

Selain SD YPPK Santo Blasius Mioko, masalah serupa juga dialami SD Negeri Aika Wapuka dimana honor para guru juga menjadi masalah penting yang mesti diselesaikan. Parahnya, para guru kontrak di SD Negeri Aika Wapuka belum menerima honor selama 6 bulan. Mereka hanya bertahan hidup dan beraktivitas dengan hati yang lapang demi meningkatkan kualitas pendidikan di Kampung Aika Wapuka.

“Sekolah jalan tapi dia punya tenaga guru sampai saat ini tidak dibayar, jadi nanti saya akan koordinasi dengan kepala dinas,” ucap Nurman.

Selanjutnya, pembangunan gereja di Kampung Aika Wapuka yang merupakan Pokir dari Nurman ditargetkan mencapai 70 persen di akhir tahun 2022 dan akan dilanjutkan tahun 2023 mendatang. Gereja di Kampung Aika Wapuka ini sendiri dibangun dengan anggaran sebesar 1 milliar rupiah.

Selain itu, terkait permintaan pemekaran kampung baik di Kampung Aika Wapuka dan Kampung Keakwa kata Nurman merupakan perhatian penuh yang sudah semestinya ditindaklanjuti secara serius karena pemekaran di dua kampung itu kabarnya telah diimpikan sejak lama.

Keakwa khususnya di pandangan Nurman memiliki potensi yang cukup besar, baik dari sisi pariwisata maupun hasil lautnya yang konon cukup kaya. Menurut dia, hal ini kedepan bisa menjadi suatu peluang bisnis yang mumpuni bagi masyarakat setempat jika dikelola dengan baik.

“Ini menjadi perhatian kita semua, mudah-mudahan kedepan beberapa masukan-masukan ini menjadi perhatian serius saya untuk bisa diakomodir di tahun 2023,” imbuhnya.

Terakhir adalah tentang normalisasi sungai yang sejak lama menjadi jalur transportasi masyarakat pesisir untuk menghubungkan kawasan tersebut dengan daratan Poumako guna menyambung hidup juga akan menjadi atensi utama yang ditindaklanjuti oleh Nurman.

“Kemudian yang paling penting itu pengerukan bantalan Kampus Biru menjadi prioritas supaya masyarakat ini putar terlalu jauh untuk naik ke Timika, nanti saya akan hubungi dinas perhubungan untuk melaksanakan itu,” pungkasnya.

Sementara itu, dalam reses tersebut, Nurman juga turut memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat di tiga Kampung tersebut berupa bantuan sembako, alat musik, alat-alat olahraga seperti bola voli beserta net dan sejumlah uang tunai.

Nurman sendiri memiliki mimpi yang cukup besar dalam mewujudkan aspirasi masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di wilayah pesisir. Ia berjanji akan terus mengawal seluruh aspirasi masyarakat hingga pada akhirnya terwujud.

Cek juga berita-berita Antarpapua.com di Google News

Penulis: WahyuEditor: Sani