Timika, Antarpapua.com– Ribuan umat Katolik memadati Gereja Katedral Tiga Raja Timika pada Kamis, 15 Mei 2025, untuk menghadiri Ibadah Perdana Uskup baru Keuskupan Timika, Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, OSA. Momen sakral ini menjadi tonggak sejarah baru bagi umat Katolik di Mimika, yang menyambut hangat kehadiran gembala baru mereka.
Ibadah dimulai dengan perarakan masuk Uskup yang diiringi lagu pembukaan dari kelompok koor. Suasana gereja tampak begitu khidmat dan penuh semangat kebersamaan. Mgr. Bernardus memimpin langsung misa perdana ini, menandai awal pelayanannya sebagai Uskup di wilayah Keuskupan Timika.
Dalam khotbahnya yang diambil dari Injil Matius 17:1-13 tentang pengalaman mistik Yesus bersama para murid-Nya, Uskup Bernardus mengajak umat untuk hidup dalam kesederhanaan dan kasih seperti yang diajarkan oleh Kristus.
“Yesus adalah guru besar dalam hidup kita semua. Mari kita mengikuti ajaran-Nya yang penuh kasih terhadap mereka yang lemah dan tertinggal. Siapa yang mengikuti ajaran-Nya dengan sepenuh hati, akan menerima hadiah besar di surga,” ungkap Uskup Bernardus di hadapan ribuan umat.
Ia juga menekankan pentingnya kesunyian dan keheningan dalam hidup rohani, sebagai jalan untuk mengalami pengalaman mistik bersama Tuhan. Dirinya menyoroti berbagai tantangan dunia modern seperti hiburan berlebihan, alkohol, dan perjudian, yang dinilai dapat menjauhkan umat dari hidup rohani yang sejati.
“Kesombongan adalah awal dari dosa. Dengan hati yang sombong, kita menutup diri dari kasih Tuhan,” tegasnya.
Ibadah semakin bermakna saat dilakukan pembaruan janji imamat. Para imam dari seluruh wilayah Keuskupan Timika satu per satu maju ke hadapan Uskup untuk memperbarui janji imamat mereka, mencium cincin keuskupan, dan menerima berkat langsung dari Mgr. Bernardus.
Suasana sukacita semakin terasa saat persembahan dilaksanakan dengan diiringi tarian dan nyanyian meriah dari Suku Mee. Umat tampak larut dalam kegembiraan rohani yang penuh warna budaya lokal.
Ibadah ditutup dengan Perayaan Ekaristi Syukur Agung yang berlangsung dengan penuh kekhidmatan dari awal hingga akhir. Momen ini tidak hanya menjadi simbol peralihan kepemimpinan spiritual, tetapi juga momentum penyatuan seluruh umat dalam semangat baru pelayanan Gereja Katolik di Mimika. (Redaksi)