Timika, Antarpapua.com – Berita terbaru dari industri telekomunikasi datang dari perusahaan besar asal Korea, Samsung. Dilaporkan bahwa perusahaan ini sedang mempertimbangkan akuisisi jaringan seluler milik Nokia. Langkah ini mendapat perhatian luas karena potensi dampak signifikan yang bisa terjadi jika akuisisi ini terwujud, baik dalam hal persaingan maupun perkembangan teknologi jaringan seluler.
Divisi jaringan seluler Nokia menarik minat banyak perusahaan, termasuk Samsung, di tengah tekanan yang dihadapi sektor telekomunikasi saat ini. Nokia, perusahaan asal Finlandia, sedang dalam diskusi panjang untuk menentukan langkah strategis terbaik guna mempertahankan bisnisnya, mulai dari menjual sebagian atau seluruh divisi hingga memisahkannya atau menggabungkannya dengan pesaing.
Menurut laporan Bloomberg, aset yang akan dijual diperkirakan bernilai 10 miliar dolar AS untuk seluruh unitnya. Samsung telah menunjukkan minat awal untuk mengakuisisi beberapa aset Nokia, dengan tujuan memperluas skala dalam jaringan akses radio yang menghubungkan ponsel ke infrastruktur telekomunikasi.
Sebagai tanggapan terhadap minat Samsung, saham Nokia melonjak 5,1% menjadi 3,98 euro dalam perdagangan di Helsinki pada Kamis lalu (29/08/2024), yang merupakan kenaikan saham terbesar sejak April. Saham Nokia telah naik 30% tahun ini, memberikan perusahaan nilai pasar sekitar $24,7 miliar.
Hasil dari diskusi antara Samsung dan Nokia masih belum diketahui. Namun, Nokia tetap berkomitmen pada bisnis jaringan selulernya. Perusahaan ini telah mencapai kemajuan yang signifikan, dengan fokus pada pembangunan jaringan berkinerja tinggi, investasi dalam portofolio, dan menciptakan nilai bagi pemegang sahamnya.
Jika akuisisi ini terealisasi, Samsung akan memperkuat posisinya dalam industri jaringan global, terutama dalam persaingan untuk mendominasi pasar 5G. Dengan memiliki aset Nokia, Samsung akan mendapatkan akses ke teknologi, paten, dan infrastruktur yang luas, mempercepat pengembangan dan implementasi jaringan 5G mereka.
Selain itu, akuisisi ini menunjukkan tantangan bagi model Open RAN (Radio Access Network) yang sedang dikembangkan sebagai alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada vendor tunggal dalam penyediaan perangkat jaringan. Jika berhasil, Samsung akan menjadi pemasok RAN terbesar kedua di dunia setelah Huawei, meningkatkan peringkatnya dalam persaingan ketat dengan Huawei dan Ericsson.
Pada tahun lalu, Samsung menguasai 6,1% pasar RAN global. Jika berhasil mengakuisisi Nokia, pangsa pasar Samsung akan meningkat menjadi 25,6%, mendekati Ericsson (24,3%) dan di bawah Huawei (31,3%). Namun, perusahaan-perusahaan ini saat ini menghadapi tantangan di pasar peralatan mereka, dengan pendapatan yang dilaporkan menurun 31 persen dari tahun ke tahun selama kuartal pertama.
Meskipun ada tantangan regulasi dan integrasi, akuisisi ini berpotensi menjadi langkah strategis yang menguntungkan bagi kedua perusahaan. Samsung memiliki bisnis yang luas di berbagai bidang elektronik, sementara Nokia lebih fokus pada seluler.
(*teknologi.id/Antarpapua.com)