Timika, Antarpapua.com- Seorang pendaki gunung Puncak Cartenz bernama HT (60) keturunan Tionghoa berasal dari Surabaya Jawa Timur meninggal dunia, Minggu, (29/9/2024) lalu.
Korban mendaki bersama 5 orang lainya masing-masing bernama Hangga Hadi (45) asal Surabaya, Budi setiawan (61) asal Surabaya, Andi Prajitno (69) mediator, asal Surabaya, Agus Saban asal Bandung, Budi Herman (39) pemandu operator dari PT Alifuru Rope Acces asal Ambon.
Adapun kronologis kejadiannya ketika rombongan datang ke Mimika menggunakan pesawat Lion Air pada, (17/9/2024) lalu.
Kemudian pada, Jumat (20/9/2024) menuju Tembagapura mempersiapkan diri mendaki puncak Cartenz.
Pendakian dimulai pada, Rabu (23/9/2024) sebanyak 4 orang berhasil sampai di puncak cartenz pyramid yaitu Budi Setiawan, Hangga Hadi, HT dan Agus Saban sedangkan 2 orang yaitu Budi Herman dan Andi prajitno tidak sampai karena alasan kondisi badan drop.
Pendaki meninggal dunia sebelum mengeluh jika jantungnya sakit namun tetap berusaha turun dari tebing. Korban berusaha dibantu untuk diturunkan dari tebing dan diberikan upaya pertolongan dengan memberikan oksigen dan pompa jantung namun tidak berhasil.
Menurut rekan korban Hangga Hadi bahwa, saat di tebing cuaca sudah selesai badai, namun setelah berhasil evakuasi korban dari tebing kemudian datang badai dan hujan es.
“Kami tim yang selamat membuat bivak di lokasi teras besar sedangkan posisi korban masih berada di jalan setapak radius 100 meter dari bivak. Tanggal (24/9/2024) korban dievakuasi turun ke lokasi lebih rendah,” katanya.
5 orang pendaki yang selamat menuju bali dump atau rute awal dan dijemput menggunakan mobil perusahaan menuju Timika dan sampai di Timika.
Sedangkan untuk jenasah baru dievakuasi hari ini, Selasa (1/10/2024) dari Mile Point 66 menuju RSUD Mimika.
Sementara salah satu pendaki yang merupakan rekanan korban, Andi Prajitno telah berkomunikasi dengan keluarga di surabaya dan istrinya korban menyampaikan minta tolong diatur evakuasi korban ke Surabaya.
Keluarga tidak akan datang ke Timika dan tidak menuntut karena istrinya sebelumnya sempat sampaikan tidak usah berangkat namun korban tetap memaksa untuk berangkat karena hobby,” ujar Andi. (Acel)