Timika, APN – Keseruan PT Freeport Indonesia (PTFI) melalui Tim Bakti Sosial hadir di tengah-tengah bersama puluhan anak-anak Kota Tua Kokonao Distrik Mimika Barat dengan menggelar nonton bareng dalam rangka semarak kemerdekaan RI ke-77 tahun 2022, Selasa (16/8/2022). Nonton bareng dilaksanakan di ruangan SD YPPK Santo Fransiskus Xaferius Kokonao.
Film yang ditayangkan kepada anak-anak ini berjudul Denias, Senandung di Atas Awan yang menceritakan tentang perjuangan seorang anak suku pedalaman Papua yang bernama Denias untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Film tersebut disutradari oleh John de Rantau dan diproduksi pada tahun 2006, dibintangi antara lain oleh Albert Thom Joshua Fakdawer, Ryan Stevano William Manoby, Ari Sihasale, Nia Zulkarnaen dan Marcella Zalianty.
Tim Baksos PTFI, Julia Nussy pada APN, mengatakan, nonton bareng itu sebagai warna baru bagi anak-anak di Kokonao. Sehingga bisa untuk menumbuhkan kesadaran terhadap anak tentang buruknya kekerasan serta memotivasi anak-anak tentang sopan santun.
“Kita lebih fokus untuk anak-anak ini belajar untuk atasi kekerasan, belajar sopan santun, nah di film ini banyak kesalahan-kesalahan yang kita lihat lalu kita rubah,” ujar Julia Nussy.
Julia mengatakan, film ini untuk menginspirasi anak-anak agar memiliki sopan santun dan tidak melakukan kekerasan fisik. Terlebih untuk orang yang lebih tuan maupun guru di sekolah. Apalagi setting film tersebut ada di Kuala Kencana dan Banti, sehingga mengenalkan anak-anak keindahan kota Kuala Kencana.
Sementara itu, Rossa Letsoin, Guru SD YPPK Santo Fransiskus Xaferius Kokonao menilai, tayangan film Denias, Senandung Di Atas Awan merupakan pilihan yang tepat, dimana film tersebut menceritakan perjuangan serta hiruk-pikuk perjuangan Denias semasa sekolahnya.
Rossa mencontohkan, dalam film berdurasi kurang lebih 2 jam tersebut terdapat adegan yang memperlihatkan Enos yang berperan sebagai teman Denias pergi mencuri roti untuk dimakan kendati ditolak oleh Denias. Rossa menilai, tindakan yang dilakukan Denias memberikan makna positif bahwa mencuri merupakan sesuatu tindakan yang salah.
Ia juga mencontohkan dua adegan lainnya seperti pembangunan honai yang membutuhkan kerja sama kemudian ada adegan perang suku yang memperlihatkan adegan-adegan kekerasan.
“Kalau perang suku disitu mengajarkan kepada mereka bahwa walaupun masalahnya itu rumit tapi kan kita bisa bisa bicarakan baik-baik tanpa harus dengan kekerasan,” tutur Rossa.
Rossa mengatakan, siswa-siswi di SD YPPK Santo Fransiskus Xaferius Kokonao sangat antusias. Mereka sudah bersiap-siap sejak pukul 16.00 WIT sebelum kegiatan dimulai. Kegiatan nonton bareng ini sendiri dijadwalkan mulai pada pukul 18.00 WIT, disesuaikan dengan kondisi yang dialami tim di lapangan.
Selanjutnya, Rossa berharap, PT Freeport Indonesia dapat terus mengadakan lomba-lomba menarik di Kota Tua Kokonao pelaksanaan HUT Kemerdekaan RI tahun-tahun berikutnya bagi anak-anak sekolah maupun masyarakat.
“Supaya bisa memberikan mereka pelajaran to terkait yang benar yang mana yang salah yang mana, bisa memotivasi mereka juga sehingga mereka semakin semangat ke sekolah,” pungkasnya.
Sementara itu, kegiatan nonton bareng ini juga dirangkaikan dengan kuis berhadiah kepada anak-anak. Dari kuis tersebut, anak-anak yang menjawab dengan benar pertanyaan tim akan diberikan hadiah oleh tim.