Timika, Antarpapua.com – Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Mimika menerbitkan Surat Edaran (SE) terkait larangan pengiriman telur ke luar daerah.
Hal tersebut dibenarkan oleh Agustinus Mandang selaku Kepala Bidang Bina Usaha Peternakan, Mimika. Surat Edaran tersebut sudah disampaikan kepada Badan Karantina Papua Tengah, Bandara Mozes Kilangin dan juga Syahbandar di Pomako agar menolak pengiriman telur ke luar daerah.
Ia mengungkapkan bahwa Surat Edaran tersebut sudah berlaku sejak tanggal 27 Januari lalu hingga tanggal 10 Februari nanti.
Diterbitkannya Surat Edaran tersebut, lanjut Agustinus, bukan karena kelangkaan telur di Kabupaten Mimika melainkan untuk menekan harga telur, juga antisipasi kelangkaan, mengingat banyak oknum yang memilih menjual dengan harga yang tinggi ke luar daerah.
Untuk diketahui, sebelumnya Timika adalah penyumbang telur ke Kabupaten tetangga seperti Asmat, Puncak, Wamena Yahukimo, Mappi dan juga daerah pesisir pantai.
” Baru-baru ini ada beberapa pedagang kedapatan menjual harga telur per rak dengan harga yang dibuatnya sendiri. Per rak ini bisa mencapai Rp. 85 ribu, padahal harga telur yang dibeli langsung dari kandang hanya Rp. 65 ribu-68 ribu per rak,” ucap Agustinus.
Beberapa waktu terakhir, salah satu penyumbang inflasi di Kabupaten Mimika yakni produksi telur. Hal ini disebabkan karena ada beberapa oknum pedagang yang menjual ke luar pulau dengan harga yang tinggi, dan dijual di Timika juga dengan harga yang ditetapkan sendiri.
Melihat kondisi yang demikian, upaya yang dilakukan dari Disnak adalah dengan menerbitkan Surat Edaran tersebut dan membuka 7 posko penjualan telur dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat.
Tujuh posko penjualan itu antara lain Toko Desy di Koperapoka, Toko Hoky di SP 3, dua titik di jalan Budi Utomo, gang Pepaya, Toko Mitra Unggas di Budi Utomo ujung.
” Kita mau masyarakat dapat membeli dengan harga yang terjangkau. Sehingga jika masyarakat ingin mendapatkan kebutuhan seperti telur ini bisa langsung mengunjungi di pos yang telah kami buka,” tandasnya. (Lyddia Bahy).