Timika, antarpapuanews.com – Selama tujuh tahun, Chaca (40) setia menekuni usahanya yaitu menjual aksesori yang biasanya dijadikan cendera mata khas Papua.
Chaca atau yang akrab disapa mama Chaca ketika ditemui antarpapuanews.com, di pasar Sentral, Jumat (11/9) mengatakan memilih berjualan aksesori khas Papua lantaran tidak banyak pesaing. Selain itu aksesori khas Papua banyak diminati warga terutama untuk dijadikan sebagai cendera mata.
Mama Chaca mengaku, aksesori yang dijual, dibeli dari pengrajin orang asli Papua seperti noken (tas khas Papua), kalung, gelang dan lain-lain. Sedangkan barang lain didatangkan dari pulau Jawa dengan model dan motif khas Papua.
“Ada yang kami beli di Timika, ada juga yang kami beli dari Jawa tentu model dan motifnya khas Papua. Kadang kita tidak bisa membedakannya yang asli Papua dan yang didatangkan dari Jawa. Apa lagi harganya juga sama,” ujarnya.
Mama Chaca mengakui, ia memulai usahanya dengan bermoda Rp. 50 juta. Dengan modal itu ia membeli barang-barang yang akan dijual.
Barang yang sama kata mama Chaca tidak dibeli dalam jumlah yang banyak namun disesuaikan dengan jumlah peminatnya. Dalam sehari, ia bisa meraup keuntungan sebesar Rp. 500 ribu – Rp. 1 juta. Terkadang ia menjual barangnya dengan harga yang murah karena para pembeli menawar dengan harga yang rendah. Meskipun demikian ia tetap bersyukur.
“Barang yang kami beli pun tidak sembarangan. Kami membeli sesuai jumlah peminatnya,” uturnya.
Kebanyakan mama Chaca membeli tas tanpa motif dari luar Papua. Setibanya di Timika, ia menyewa pelukis untuk melukis dengan motif-motif khas Papua, seperti burung Cinderawasih, tifa dan lain sebagainya.
“Saya berharap agar semakin banyak orang yang suka dengan aksesori khas Papua ini. Bukan hanya di Papua tetapi juga orang dari luar Papua,” ucapnya.(Dhira)