Timika, Antarpapua.com – Distrik Hoya, salahsatu distrik di Kabupaten Mimika, Papua Tengah hingga kini belum memiliki lapangan terbang. Akibatnya, kawasan yang berada di wilayah pegunungan Mimika ini, hanya bisa dijangkau dengan menggunakan helikopter.
Menurut warga setempat, sampai saat ini mereka sangat kesulitan untuk mendapatkan akses ke kota, lantaran tidak adanya lapangan terbang sehingga transportasi seperti pesawat tidak bisa menjangkau Distrik Hoya.
Satu-satunya alat transportasi yang bisa digunakan untuk terbang ke Hoya adalah helikopter. Hal ini juga disebabkan karena medan yang tak rata. Belum lagi, untuk penerbangan dengan menggunakan helikopter dari kota ke Distrik Hoya maupun sebaliknya, dibayar dengan sangat mahal serta menggunakan sistem sewa.
Untuk sekali terbang, pihak maskapai disewakan dengan harga Rp 40 juta hingga Rp 42 juta. Dengan demikian, dua kali penerbangan (pergi-pulang) dibayar dengan harga Rp 80 juta hingga Rp 84 juta.
Menurut warga, pembangunan lapangan terbang di kawasan itu sudah dikerjakan beberapa waktu lalu, namun belum diselesaikan.
Masyarakat setempat melalui kepala Kampung Hoya, Stepanus Wamang meminta kepada pemerintah agar segera menyelesaikan pembangunan lapangan terbang tersebut. Sehingga, bisa memudahkan warga mendapatkan layanan publik ataupun urusan-urusan lainnya di kota.
“Jadi pemerintah (Bupati) dan DPR harus lihat Distrik Hoya,” imbuh Stepanus kepada antarpapua.com di Halaman Kantor Distrik Hoya, Mimika, Papua Tengah, Rabu (27/09/2023) lalu.
Untuk progres pembangunan lapangan terbang itu kata Stepanus, sudah mencapai sekitar 3 meter untuk lintasan terbang.
Lapangan tersebut dinamakan Lapangan Bogoma, Distrik Hoya. Lapangan terbang tersebut kata Stapnus dibangun di atas gunung.
Sementara itu, tak hanya lapangan terbang. Di Distrik Hoya, masyarakat juga sulit mendapatkan pasokan pangan untuk kebutuhan gizi. Selain itu, koperasi dan juga kios tak ada di Distrik Hoya.
(Penulis : Acel | Editor : Sianturi)