Timika, APN – Guna meningkatkan keberhasilan program Mimika bebas Malaria Tahun 2026, tim gabungan penanganan malaria Mimika yang tergabung dalam Mimika Malaria Center membentuk laskar jentik.
Laskar jentik sendiri terdiri para siswa-siswi SMA dan SMK yang dilatih dan diajarkan cara mengenali jentik-jentik nyamuk, baik anopheles maupun culex dan bagaiamana cara pencegahan penyakit malaria di lingkungan masyarakat.
Peneliti Yayasan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Papua dr Enny Kenangalem mengatakan pembentukan ‘Laskar Jentik’ merupakan bagian dalam rangka memperingati Hari Malaria Sedunia yang jatuh pada 25 April 2020 nanti.
Pelatihan sendiri dilakukan selama tiga hari, yakni mulai 22-24 April 2020 yang dipusatkan di SMK Amamapare, Mapurujaya. Sementara puncak peringatan akan digelar pada 29 April 2021.
“Laskar jentik ini untuk tingkat SMK/SMA dan baru pertama kali dibentuk di Mimika dan kita pusatkan di Mapurujaya,” ujarnya saat ditemui Wartawan di sela kegiatan yang dilakukan di SMK Amamapare, Jumat (23/4/2021).
Enny melanjutkan alasan pihaknya memilih memusatkan pelatihan di wilayah pinggiran karena Tim Malaria Center ingin juga memperhatikan wilayah pinggiran.
“Kita jangan melupakan masyarakat di pinggiran. Makanya memilih Mapurujaya karena mewakili daerah pedalaman dan pesisir. Selain itu, dua kampung di wilayah ini, tepatnya di Kampung Kaugapu dan Mware memiliki kasus tertinggi di beberapa bulan terakhir,” terangnya.
Pembentukan laskar sendiri diharapkan dapat meningkatkan peran serta dari masyarakat untuk ikut serta membantu pencegahan dan penyebaran malaria di Mimika.
Siswa SMA dan SMK dilatih agar dapat menularkan atau memberikan edukasi kepada masyarakat di lingkungannya masing-masing.
Selama ini Pemerintah dan Stakeholder kata Enny sudah berupaya mengatasi masalah malaria, mulai dari pencegahan sampai pengobatan. Tetapi hasilnya kasus malaria masih meningkat. Ia berpendapat ada sesuatu yang kurang dalam upaya yang dilakukan.
“Upaya yang kurang itu adalah partisipasi masyarakat, maka dari itu, panitia bersama (Dinas Kesehatan, Malaria Center, YPMAK, Community Health Department (CHD) PT Freeport Indonesia, YPKMP, Unicef, Yayasan Papua Care, GAPAI, dan PERDAKI) membentuk ‘laskar jentik’,” ucapnya.
Selama tiga hari, tim memberikan pembekalan-pembekalan baik teori dan praktek, termasuk pengertian tentang obat dan fungsinya kepada ‘laskar jentik’.
Peserta yang mengkuti pelatihan total sebanyak 22 yang terdiri dari siswa-siswi SMKN 2 dan SMK Amamapare. Dalam praktek pelatihan pesera didampingi fasilitator praktek untuk menemukan jentik-jentik nyamuk di halaman sekolah.
Saat praktek, peserta diberikan penjelasan secara langsung, terkait jenis jentik-jentik nyamuk.
“Setelah itu, mereka diberikan pekerjaan rumah untuk cari jentik nyamuk di lingkungan atau rumah masing-masing. Jentik nyamuk yang ditemukan harus diidentifikasi, ini jenisnya apa. Nanti kami nilai dan yang menang dapat reward,” tuturnya. (Aji-Cr01)