Ternyata, Ini Penyebab Suhu Panas di Mimika 

  • Bagikan
Seorang warga tampak sedang melihat tower BMKG Mimika. (Foto: Wahyu/APN)

Timika, APN – Suhu panas di Mimika, Papua Tengah sejak dulu hingga kini tidak perlu ditanyakan lagi. Pasalnya, cuaca yang kerap dibarengi dengan hujan di sore hingga malam hari ini cukup membuat orang bingung, dimana di pagi hingga sore hari suhu panas di Mimika meningkat hingga 23,6° Celcius.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi Timika mencatat, letak geografis Papua khususnya Mimika yang berada pada garis ekuator ini mengakibatkan suhu rata-rata maksimum di Mimika ini disebabkan oleh siksus gerak semu matahari.

Untuk di Mimika sendiri, sampai hari ini per tanggal 26 April 2023 suhu maksimum harian tertinggi di Kabupaten Mimika mencapai 23,6 derajat Celsius. Namun, gelombang panas ini dinyatakan masih normal.

“Jadi ada pergerakan dimana posisi untuk matahari ini sekarang ini ada melintas di sekitar Utara ekuatorial, tapi dia posisinya masih di sekitar ekuator, nah itu yang memicu terjadinya mungkin kalau di Indonesia itu suhu maksimum harian yang tertinggi, jadi bukan karena gelombang panas itu sendiri,” terang Forecaster BMKG Timika, Aji Suprataji, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (26/4/2023).

Selain itu BMKG juga mencatat, sejak Januari jika dilihat dari grafiknya mengalami kenaikan terkait dengan curah hujan berdasarkan sifat-sifat lokal di Kabupaten Mimika.

BMKG juga memprediksi, bulan Mei mendatang untuk wilayah Papua khususnya di wilayah Papua Selatan akan terjadi kemarau berkepanjangan. Hal ini disebabkan oleh El Nino.

El Nino sendiri terjadi karena pemanasan Suhu Muka Air Laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Pemanasan ini menyebabkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah sehingga mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.

Namun untuk Mimika tidak begitu dampak dari El Nino sendiri tidak begitu signifikan lantaran faktor dinamis atmosfir lokal harian seperti angin darat dan angin pegunungan yang membawa masa uap air.

“Itupun tergantung daerahnya, misalnya kuat, topografinya di suatu daerah kuat, khususnya di Timika itu biasanya agak-agak kurang terpengaruh karena faktor lokal harian,” ujar Aji.

“Kalau kita pantau selama beberapa hari terakhir mungkin di bagian Utara Timika khususnya Tembagapura, Kuala Kencana dan Jila itu pada umumnya dia pukul 15.00 WIT keatas itu udah terbentuk (awan) dan paling-paling pukul 16.00 – 17.00 WIT itu akan turun hujan, kalau Timika sendiri biasanya tuh terjadi hujan sebagiannya malam hari macam tadi malam itu hujan baru turun,” sambungnya.

Kini, pergerakan matahari sesuai rotasi bumi sudah berada tepat di garis katulistiwa dan tepat di garis ekuator. Akibatnya, suhu maksimum harian yang berlebihan di Mimika disebabkan oleh gerak semu matahari.

Penulis: WahyuEditor: Sani
  • Bagikan