Timika, antarpapuanews.com – Tim Tracing Contact Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika menghadapi tantangan yang sulit yakni berupa pandangan (stigma) masyarakat asli yang menilai virus Covid-19 tidak ada.
Koordinator Tim Tracing Contact Covid-19 Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Obet Tekege mengatakan banyak sekali ancaman juga makian yang diterima oleh pihaknya.
Menurut Obet, kebanyakan dari Orang Asli Papua (OAP) tidak percaya karena virus tersebut dinilai berasal dari luar Papua. Kemudian stigma terkait dengan kepercayaan tersebut yang tinggi.
“Bentuk ancamannya itu berupa pelemparan pakai batu, kedua mengatakan tidak sampai penjelasan soal Covid, saya disebut sebagai “Tuhan” karena menentukan orang Covid atau tidak. Padahal dari data, ada juga OAP yang terjangkit” terangnya saat ditemui di sela-sela kegiatan Dinas Kesehatan di Jalan Yos Sudarso, Senin (2/11).
Lanjutnya, ancaman tidak berhenti sampai disitu, Obet mengaku masyarakat juga mencaci pihaknya dengan kata-kata kasar.
“Selain mereka menantang dengan cacian. Kemudian saya juga diancam, rumah saya akan dirusak. Dibalik semua itu saya selalu berpesan kepada tim untuk tidak menyerah, ancaman itu anggap saja hal biasa,” jelasnya.
Ia melanjutkan, ketika pihaknya bersama dengan Puskesmas turun ke kampung Kwamki Lama, pihaknya ditolak oleh masyarakat di kampung tersebut. Banyak warga yang enggan mendekat maupun diwawancara.
Ditanya mengenai solusi, pihaknya hanya bisa bekerjasama dengan Puskesmas setempat untuk mengawasi daerah yang melakukan penolakan tersebut.
“Solusinya kita pantau saja, bekerjasama dengan Puskesmas setempat, kalau memang ada yang gejala batuk, pilek terus ada tidak kematian,” ungkapnya.
Kendati demikian menurut Obet, sejauh pantauan yang dilakukan pihaknya bekerjasama dengan Puskesmas setempat belum terjadi kasus kematian maupun gejala Covid-19 di tempat yang warganya melakukan penolakan.
“Penolakan itu terjadi di daerah Kwamki Lama, SP 7, Bintuka, SP 13, kemudian ada juga beberapa rumah kost yang tidak mau menemui kami karena takut ada stigma buruk dari warga sekitar,” ungkapnya.
Pihaknya sangat berharap kepada masyarakat agar terbuka dan rela melakukan pemeriksaan apabila sudah terdapat gejala. Sehingga dapat segera ditangani agar tidak terjadi penyebaran.
“Masyarakat harus rela, karena ini demi kesehatan bukan saja individu tetapi juga masyarakat,” tegasnya.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Ubra mengatakan hal senada karena selama pandemi ini Tim Tracing Contact memang mengalami tindakan cacian dan ancaman.
“Tim lapangan kami yang melakukan Tracing Contact mendapat ancaman dan makian, itu biasa bagi kami,” ungkapnya saat ditemui wartawan pada Kamis (22/10) lalu.
Pihaknya pun mengandeng aparat keamanan dalam upaya penelusuran kontak. Tujuan dari kerjasama tersebut adalah memberikan keamanan bagi timnya juga menghindari adanya tindakan yang tidak diharapkan dari masyarakat yang kurang memahami terkait dengan adanya penelusuran kontak tersebut.
“Tujuannya bukan untuk menakuti, tetapi lebih ke keamanan,” tutupnya. (Eye)