Timika, antarpapuanews.com – Anggota Komisi C DPRD Mimika Samuel Bunai menilai pembagian kelambu oleh Dinas kesehatan Kabupaten Mimika yang melibatkan beberapa Puskesmas, harus sampai ke pinggiran dan pesisir sekaligus melakukan sosialisasi tentang malaria dan cara pencegahannya.
Hal tersebut perlu dilakukan agar selalu mengingatkan kepada masyarakat, untuk tetap menjaga hidup bersih dan sehat.
“Mimika ini merupakan daerah malaria tertinggi, sehingga harus memberikan sarana dan prasarana yang mendukung, selain itu juga dinas kesehatan harus berperan, dan dukungan dengan anggaran,” kata Samuel saat ditemui usai rapat paripurna, Senin (12/10).
Menurutnya, malaria merupakan penyakit endemik dan sampai sekarang masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat Mimika, karena disebabkan oleh parasit plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk. Peningkatan kejadian malaria disebabkan adanya kontak manusia dengan nyamuk malaria dan didukung oleh kondisi lingkungan yang kurang baik.
Untuk itu upaya pemerintah dalam menekan tingginya angka malaria di Mimika melalui pembagian kelambu.
“Selain menimbulkan penyakit malaria, nyamuk ini juga menimbulkan penyakit lain. Dengan memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk tetap menjaga lingkungan mereka, maka nyamuk tidak bisa berkembang biak,” terangnya.
Selain itu dirinya menyoroti masalah sampah, karena sampah merupakan tempat perkembangbiakan nyamuk, untuk itu perlu kerjasama beberapa OPD untuk melihat masalah kesehatan dan lingkungan.
“Iya, terkait sampah ini masuk dinas Dlh, Sat Pol PP, Dinkes itu mereka harus kolaborasi, karena ini menyangkut kepentingan kita bersama. Di beberapa dinas itu ada bidang yang saling berkaitan sehingga program itu benar-benar dijalankan, kalau tidak menjaga kebersihan, kalau sakit pasti lari juga ke dinas kesehatan,” ungkapnya.
Ia berharap, pengadaan kelambu perlu diperbanyak, kemudian dibagikan kepada masyarakat, baik didalam kota, pinggiran maupun di pesisir. (Mrc)