Timika, Antarpapua.com – Ribuan umat Katolik di Keuskupan Timika memadati gereja Katedral Tiga Raja Timika untuk mendoakan Bapa Suci Paus Fransiskus dalam misa Requiem atau misa arwah, Selasa (22/5/2025).
Misa Requiem merupakan perayaan Ekaristi Kudus untuk kedamaian abadi jiwa-jiwa umat manusia yang telah berpulang dan secara khusus bagi Bapa Suci Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus wafat di usia 88 tahun tepat sehari setelah Paskah.
Misa dipimpin oleh Uskup Timika, Mgr. Bernardus Bofitwos Baru OSA didampingi Pastor Rinto Dumatubun Pr, dan Pastor Ricky Yeuyanan Pr, serta dihadiri ribuan umat baik dewasa maupun anak-anak.
Mgr. Bernardus Bofitwos Baru OSA menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya Bapa Paus Fransiskus.
” Dunia dan umat Katolik sangat berduka atas wafatnya Bapa Suci Paus Fransiskus, mari kita mendoakan Bapa Suci bersama-sama dalam Ekaristi Kudus ini,” ucap Mgr. Bernardus.
Dalam kotbahnya, Ia mengutip bacaan dari Kisah Para Rasul 2: 36-41 yang mempunyai korelasi dengan apa yang dilakukan paus Fransiskus selama hidupnya. Seluruh hidupnya adalah kesaksian.
Ia adalah salah satu tokoh yang berprinsip bahwa mengikuti Yesus adalah militan, radikal bukan oportunis bukan juga permisif. Kesaksian para murid menjadi penghayatan yang sungguh-sungguh hidup dalam diri Paus Fransiskus.
Semasa hidupnya Paus Fransiskus mengajarkan kesederhanaan dalam segala hal. Ia juga memiliki relasi yang mendalam dengan Tuhan dalam doa-doanya juga relasi pribadi yang kuat dengan semua orang melampaui status sosial.
” Kita patut mencontohi teladan hidup Paus Fransiskus dalam semangat Injil yang sungguh-sungguh radikal, selalu bersandar kepada Tuhan, dalam keseharian hidup kita,” ujarnya.
Semangat dan teladan Paus Fransiskus adalah hadiah dari Tuhan bagi gereja yang universal. Kerendahan hati dan kepeduliannya terhadap sesama, seruannya untuk perdamaian harus diadopsi dalam setiap pelayanan hidup kita.
Menutup kotbahnya, Uskup mengajak umat untuk berdoa, keluar dari zona nyaman seperti Kristus yang turun ke pinggiran. Kita teruskan semangat ini di tanah Papua di tengah tantangan maupun keberagaman.
” Kita berdoa semoga paus tetap hidup dalam diri kita. Secara fisik bapa Paus sudah tidak ada tapi secara kesaksian iman dan prinsip-prinsip ajarannya kita hayati, kita hidupi terus sebagai gereja yang universal dan menjadi saksi Kristus bagi sesama,” harapnya.
Umat nampak khusyuk memanjatkan doa untuk bapa Suci Paus Fransiskus. Perayaan Misa Requiem pun berjalan penuh khidmat. (Lyddia Bahy)