Timika, Antarpapua.com – Ribuan umat Muslim di Kota Timika, Papua Tengah, memadati pelataran Gedung Eme Neme Yauware pada Senin (31/3/2025) untuk melaksanakan Sholat Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hijriah. Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran pemerintah daerah, termasuk Bupati Mimika Johanes Rettob dan Wakil Bupati Emanuel Kemong, serta seluruh pengurus Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Mimika dan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Sholat Idul Fitri dimulai pukul 07.00 WIT dengan Ustad Mahardika Haris sebagai imam dan Habib Helmi bin Khalid Al-Kaff sebagai khatib. Suasana penuh kekhusyukan terasa sejak awal hingga akhir pelaksanaan sholat.
Sebelum sholat dimulai, Bupati Mimika Johanes Rettob dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur karena dapat hadir dalam momen penting bagi umat Muslim di Timika. Ia menekankan pentingnya saling memaafkan sebagai bagian dari makna Idul Fitri.
“Jika Tuhan saja Maha Pengampun, maka kita sebagai makhluk ciptaan-Nya juga harus bisa saling memaafkan dan bergandengan tangan demi kemajuan serta kemakmuran Kabupaten Mimika. Toleransi antarumat beragama harus terus kita jaga sebagai fondasi dalam membangun daerah ini,” ujar Bupati Mimika.
Bupati dan Wakil Bupati juga menyempatkan diri untuk melihat langsung kondisi umat Muslim yang akan melaksanakan Sholat Idul Fitri di pelataran Gedung Eme Neme Yauware. Dalam kesempatan tersebut, Bupati menegaskan pentingnya kebersamaan dan persatuan dalam masyarakat.
Bupati dan Wakil Bupati juga menyampaikan ucapan Selamat Idul Fitri kepada seluruh umat Muslim yang hadir, seraya mengajak seluruh masyarakat Mimika untuk terus menjaga persatuan dan kerukunan. “Kami, atas nama Pemerintah Kabupaten Mimika, mengucapkan Selamat Idul Fitri kepada seluruh umat Muslim yang merayakan. Semoga di hari kemenangan ini, kita semua dapat semakin mempererat tali persaudaraan dan terus menjaga harmoni di tengah masyarakat,” tambahnya.
Dalam khotbahnya, Khatib Habib Helmi bin Khalid Al-Kaff mengajak seluruh jamaah untuk bersyukur atas karunia Allah SWT. Ia menekankan bahwa di masa jahiliah, manusia berkumpul hanya untuk merayakan hawa nafsu, sedangkan umat Muslim saat ini berkumpul dalam rangka beribadah dan membesarkan nama Allah SWT.
“Patutlah kita semua bersyukur kepada Allah SWT atas karunia kebesaran-Nya, sebab jika dibandingkan pada zaman Jahiliah, banyak manusia berkumpul untuk merayakan kebesaran hawa nafsu mereka. Kita patut bersyukur karena hari ini kita bisa berkumpul untuk beribadah dan membesarkan nama Allah SWT. Kita juga bisa saling bersilaturahmi dalam kedamaian di hari yang suci ini,” ujar Habib Helmi dalam khotbahnya.
Usai sholat, ribuan jamaah saling bersalaman sebagai wujud ukhuwah Islamiyah dan ungkapan rasa syukur. Tradisi ini mencerminkan sunnah Rasulullah dan menjadi simbol persatuan, keharmonisan, serta kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat.
Pelaksanaan Sholat Idul Fitri tahun ini berlangsung dengan tertib dan khidmat. Antusiasme masyarakat Timika dalam merayakan hari kemenangan menunjukkan kuatnya semangat kebersamaan dan nilai-nilai religius yang terus dijaga dalam kehidupan sehari-hari. (Dwiandreas)