Timika, APN – Wagub Provinsi Papua dan Wabup Mimika Bersama Bank Indonesia (BI) Gelar Peningkatan ekspor komoditas perikanan dalam rangka percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), hal tersebut ditandai dengan gunting pita sekaligus launching ekspor Karaka ke Malaysia. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Hanggar Bandar Udara Moses Kilangin, Senin (29/3).
Johannes Rettob dalam sambutannya mengatakan inti dari kegiatan tersebut adalah pemulihan ekonomi di Indonesia, khususnya di Mimika. Ia juga mengucapkan terima kasih atas kehadiran Klemen Tinal Wagub provinsi Papua dalam kegiatan tersebut .
“Jadi kita mempunyai komitmen yang besar yaitu untuk memulihkan perekonomian kita sesudah jatuh dari wabah Covid ini, maka dari itu kita lakukan peningkatan dengan launching ekspor di Kabupaten Mimika yang sebenarnya sudah melakukan ekspor ini sudah dari tahun 2016,” paparnya.
Kendati demikian, menurut John masih ada beberapa kendala yang dihadapi dalam hal ekspor tersebut.
“Di negara lain itu kan ada aturan yang ditetapkan oleh karantina, dan kami belum siap, sehingga sempat stop,” jelasnya.
Meski terkendala, pada November tahun 2019 dengan segala usaha, Pemda Mimika melakukan ekspor kembali ke Singapura dan Malaysia dengan Maskapai Garuda.
Ia menambahkan, ekspor yang dilakukan adalah sekitar 750 kilogram Karaka yang akan dikirim ke Kuala Lumpur, Malaysia.
Sedangkan Naek Tigor Sinaga perwakilan BI Provinsi Papua mengatakan Papua sangat luar biasa dengan potensinya yang perlu dikembangkan hampir satu setengah juta ton potensi perikanan laut, dan sekitar 260.000 ton perikanan darat dengan salah satu penggeraknya adalah Kabupaten Mimika.
“Berdasarkan laporan yang telah kami kumpulkan, terjadi peningkatan produksi perikanan di Sentra Kelautan dan Perikanan terpadu di Kabupaten Mimika dari Rp. 17.000,- pada tahun 2017 menjadi Rp. 60.000,- pada tahun 2020,” jelasnya.
Berdasar dorongan dari berbagai pihak (bea cukai dan dari balai karantina) dan semua pada tahun 2018 ekspor yang berasal dari Papua menembus angka 368.000 US Dollar.
Tetapi pada masa pandemi, dan pembatasan pada tahun 2020, angka ekspor mengalami penurunan dimana hanya tercatat sebesar 89.000 US Dollar.
“Kita mengetahui bahwa tahun 2020 kemarin perekonomian kita anjlok dan pada tahun 2021. Seiring dengan adanya vaksinasi ini tentunya otomatis akan diharapkan perekonomian kita bisa menjadi lebih baik lagi,” jelasnya.
Ia menambahkan, untuk mempermudah proses administrasi ekspor tersebut, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan bea cukai sehingga ekspor-ekspor terutama komoditas perikanan dari wilayah kawasan timur Indonesia diberikan kemudahan.
Menurutnya, untuk meningkatkan kualitas ekspor, tentu perlu ada dorongan dari Pemerintah Provinsi dan juga Dinas-dinas agar kualitas pada saat penangkapan dan proses ikan tersebut bisa dilakukan secara baik dan menjamin keberlangsungan ekspor.
Selanjutnya, Klemen Tinal Wakil Gubernur Provinsi Papua mengungkapkan dengan adanya pandemi Covid mempengaruhi ekonomi nasional. Namun kehidupan ekonomi secara nasional dalam konteks Papua, tidak begitu defisit dan tidak mengalami inflasi yang tinggi.
“Jadi begitu harga barang naik kita sudah biasa saja, karena kita dari dulu sudah biasa susah.dan disitulah orang Papua jadi kuat dan mampu berdiri di atas kakinya sendiri,” tegasnya.
Menurutnya dengan segala hal yang dimiliki, Papua harus menjadikan hasil laut sebagai cara melakukan kapitalisasi pasar Internasional.
“Karaka yang dulunya hanya di konsumsi oleh masyarakat lokal di Papua, namun sekarang sudah dinikmati oleh beberapa negara seperti Malaysia, Jepang, China, dan lainnya. Artinya produk yang sama dari hasil daerah yang sama hari ini naik kelasnya, bukan lagi milik Kabupaten Mimika melainkan milik Internasional, maka dari itu harus di kapitalisasi,” ujarnya.
Guna menambah dan mendukung kegiatan ekspor lebih maju, menurut Klemen pelabuhan harus diperluas supaya tidak terjadi antrian saat bongkar muat. (Aji-cr01)