Waspadai Intoleransi Makanan: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Antar Papua
Ilustrasi seseorang mengalami sakit perut akibat intoleransi makanan. (Foto: Doc Antarpapua)

Antarpapua.com – Sakit perut akibat intoleransi makanan kerap dialami sebagian orang setelah mengonsumsi bahan tertentu, seperti susu, gandum, atau makanan dengan zat aditif. Kondisi ini terjadi ketika tubuh kesulitan mencerna zat tertentu akibat kekurangan enzim pencernaan atau sensitivitas terhadap bahan makanan.

Berbeda dengan alergi makanan, intoleransi tidak melibatkan reaksi sistem imun. Namun, gejalanya tetap mengganggu aktivitas, mulai dari sakit perut, kembung, mual, hingga diare ringan. Menurut pakar kesehatan, gejala biasanya muncul beberapa jam setelah mengonsumsi makanan pemicu.

Penyebab dan Gejala
Intoleransi makanan umumnya disebabkan oleh kekurangan enzim seperti laktase (untuk mencerna laktosa pada susu), sensitivitas terhadap gluten pada gandum, atau reaksi terhadap bahan tambahan seperti pemanis buatan dan pengawet. Kerusakan dinding usus dan gangguan penyerapan nutrisi juga bisa memicu keluhan ini.

Baca Juga |  Daftar Makanan yang Dianjurkan dan Dihindari Penderita Diabetes

Gejala yang umum meliputi:

  • Sakit atau kram perut
  • Perut kembung dan sering buang angin
  • Mual atau ingin muntah
  • Diare ringan
  • Kadang disertai sakit kepala atau rasa lemas

Cara Mengatasi dan Mencegah
Meski sebagian kasus dapat membaik dengan sendirinya, ada langkah-langkah yang dapat membantu meredakan keluhan:

  1. Perbanyak minum air putih
    Memenuhi kebutuhan cairan penting untuk mencegah dehidrasi, terutama bila disertai diare atau muntah. Hindari minuman berkafein, bersoda, atau tinggi gula.
  2. Kompres hangat pada perut
    Suhu hangat membantu meredakan kram dan membuat otot perut lebih rileks.
  3. Hentikan konsumsi makanan pemicu
    Jika sudah mengetahui pemicunya, hindari hingga gejala benar-benar hilang.
  4. Pilih makanan ringan dan mudah dicerna
    Konsumsi bubur, sup bening, pisang, atau kentang rebus. Batasi makanan berlemak, pedas, dan tinggi serat.
  5. Gunakan obat sesuai anjuran dokter
    Pada beberapa kasus, dokter dapat meresepkan suplemen enzim atau obat pereda gejala. Hindari pengobatan tanpa konsultasi medis.
Baca Juga |  Leher Bagian Belakang Sakit dan Kepala Pusing, Inilah Penyebab dan Cara Mengatasinya

Pakar juga menyarankan untuk selalu membaca label kemasan makanan, mencatat daftar makanan pemicu, dan menerapkan pola makan sehat.

Meski tidak berbahaya seperti alergi, sakit perut akibat intoleransi makanan tetap perlu diwaspadai agar tidak mengganggu kualitas hidup. Menghindari pemicu dan menjaga pola makan menjadi kunci pencegahan yang paling efektif.

(Alodokter.com/Antarpapua.com)

Cek juga berita-berita Antarpapua.com di Google News